Hallo, apa kabarnya? Baik kan? Aku juga baik kok heheh
Selamat hari jumat❤
Adela dan Tristan balik lagi❤
♡♡♡
Sepulangnya dari acara ulang tahun Mami, membuat perasaan berbeda untuk Adela dan Tristan. Walaupun Adela bersikap biasa, tapi Tristan tau, gadis ini nampak mengingat kata-kata dari Mami Yuli tadi.
Jujur saja, Tristan sudah siap menikah kalau itu dengan Adela. Kalau boleh memilih dia tidak ingin berlama-lama lagi. Tapi mengingat Adela yang sepertinya masih belum siap, membuat dia harus berpikir lagi. Menikah itu harus ada kesiapan dari kedua pihak tidak bisa salah satu saja.
Pikiran Tristan mulai melayang, walau fokusnya pada kemudi tapi pikirannya seakan lari. Mami dan Papi pernah cerita, mereka juga memiliki perbedaan umur yang sama persis dengan Tristan dan Adela, yaitu enam tahun. Terjadi karena adanya kesiapan dari dua hati. Mereka saling cinta. Maka dari itu, pernikahan mereka tetaplah awet dan harmonis sampai akhirnya maut memisahkan mereka. Sekiranya tiga tahun lalu.
Memilih bersuara, akhirnya Tristan memberanikan diri untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi disini.
"Kata-kata Mami tadi jangan kamu masukin dalam hati. Kalau emang kamu belum siap, Mami gak akan maksa. Akupun juga begitu."
Semula Adela yang memandang ke arah luar jendela kini mulai memperhatikan Tristan. Ia sedikit bersalah, sedari tadi tidak berkata apa-apa dan memilih diam. Hanya Tristan yang selalu bersuara.
"Pak Tristan sendiri gimana, Pak Tristan udah siap?"
"Kalau masalah kesiapan, saya udah siap. Asalkan sama kamu, orang saya cintai. Tapi pernikahan itu dilandasi dengan dua orang, ibarat membangun rumah. Kesiapan adalah fondasinya, jika salah satunya gak siap, mungkin rumah tersebut akan roboh. Sama seperti kita. Saya mau menikah kalau kamu udah siap."
Adela mengangguk mengerti. Jawabannya memang, dia belum siap menikah untuk saat ini. Tapi kalau untuk masalah hati dengan Tristan, dia sudah pasti dan tidak ragu-ragu.
"Kalau masalah menikah, jujur saya belum siap."
Tristan sudah duga akan hal itu, Adela pasti belum siap. Dia bahkan mengerti akan hal itu, diumurnya yang masih muda ini, masih belum waktunya ia menikah. Apalagi pernikahan adalah tentang masa depan nantinya.
"Gak apa-apa kalau kamu belum siap. Saya bisa ngerti kok. Belum nikah, gak mengurangi perasaan saya sama kamu. Kita jalani aja dulu," Tristan tersenyum melirik Adela.
"Makasih, Pak."
Ada rasa sedikit bersalah dari diri Adela. Soal perasaan, sudah tidak perlu di ragukan lagi, jatuh cinta dengan Tristan adalah hal paling di syukuri selama hidup. Pria yang memiliki sifat dewasa seperti Tristan adalah orang yang dia cari selama ini. Walau terkesan cuek di mata orang, bahkan posesif untuknya, tapi Adela bisa melihat bagaimana pengaruh baik Tristan untuknya.
Kalau saja pria ini egois, mungkin Tristan sudah memaksanya untuk menikah detik ini juga. Tapi kali ini tidak, pria itu lebih mengalah dan lebih memilih menunggunya siap.
***
Hari ini, Adela tidak pulang ke mess melainkan ke rumah Kenzo, selepas Tristan mengantarnya sampai ke depan rumah, pria itu juga mampir sebentar hanya untuk sekedar bertegur sapah dengan Kenzo dan juga Tiara yang baru saja melahirkan bayi perempuan.
Ngomong-ngomong soal bayi, Adela sekarang ini lebih sering pulang ke rumah dengan alasan menemani bayinya Kenzo dan Tiara. Tristan juga tidak melarang selagi itu untuk keponakan, dia juga tidak masalah. Walau di rumah ada Keenan, tapi sekarang Tristan lebih percaya Adela, walaupun jiwa-jiwa cemburunya tetap ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Fiksi Umum[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...