PART 17 ~ Seriously, Tristan?

1.8K 134 368
                                    

PART 17

HAI, APA KABAR?? PASTI BAIK DONG. SAMA AKU JUGA BAIK KOK INI HEHEH❤

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA YAH❤

♡♡♡

Adela mulai memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap Tristan. Raut wajah Tristan nampak lirih tidak ada kebohongan disana. Namun ia kaget dengan perkataan Tristan. Maksudnya apa? Maksudnya, pak Tristan gak mau Dela salah sangka gitu?

"Pak Tristan udah tau juga soal orang-orang yang sering gosipin bapak yang aneh-aneh?"

Tristan mengangguk "Iya, saya tau"

"Jadi, Pak Tristan bukan…" Kata-kata Adela menggantung. Kepalanya menggeleng. Ia jadi tidak enak menanyakan hal itu pada orangnya langsung. Takut tersinggung dan lain sebagainya.

"Saya bukan player. Gossip miring tentang saya dikantor sepenuhnya salah. Jadi saya mohon, semoga kamu bukan salah satu diantara mereka yang percaya gossip itu"
Mendengar itu Adela langsung menelan ludahnya dalam-dalam. Yah, bagaimana ya? Dela kan adalah hatters nomor satu dari Tristan Prasaja. Bagaimana bisa dia tidak percaya?

"Terus kenapa bapak gak memberi klarifikasi? Bapak itu pemimpin perusahaan loh. Pak Tristan gak takut kalo repurtasi bapak jadi jelek?"

"Saya gak perlu repurtasi. Selama ini gossip tentang saya cuma angin lalu. Hanya sebentar lalu pergi lagi. Selama itu gak mempengaruhi kinerja saya. Saya gak mau ambil pusing"

Adela mengangguk. Mendengar penjelasan langsung dari Tristan yang katanya bukab player itu. Membuatnya sedikit percaya. Namun bukan berarti ia sepenuhnya percaya hanya mungkin 70% percaya. Sisanya masih ia pikir-pikir dulu. Setidaknya sudah ada yang mendominan.

"Iyaa, pak. Saya percaya"

"Okee, Terimakasih"

Tristan kembali melajukan mobilnya. Mereka menuju ke penginapan dulu guna meletakan koper dan mengganti pakaian. Sebelum menuju perusahaan PT. Arga. Perusahaan yang kerja sama dengan PT. Jaya. Guna membangun perusahaan baru dari naungan kedua perusahaan tersebut.

~~

Kenyataan Tristan berbicara lembut dan panjang lebar hanyalah angin lewat, tidak berlangsung lama. Selepasnya ia kembali menjadi Tristan seperti biasanya. Bahkan tidak ada sikap lembutnya sama sekali. Pria itu nampak berjalan lebih cepat dengan langkah panjangnya. Membuat Adela kesusahan mengimbangi langkah Tristan. Adela sedikit kesusahan, bukan karena kakinya pendek tapi susah jika berjalan menggunakan sepatu hak seperti ini.

Dalam pikiran Adela. Mungkin jika Tristan memakai setelan kantor dia akan berubah menjadi Tristan yang biasa, dingin-dingin, cuek, songong dan menyeramkam. Berbeda dengan Tristan dengan gaya casual. Sisi lembutnya sedikit terpancar.

Adela dan Tristan sudah di kantor kerja sama Surabaya. Mereka belum lama sampai, baru beberapa menit kira-kira. Keduanya sementara berjalan menuju ruangan tempat berlangsungnya meeting. Adela dengan pandangan matanya selalu menyusuri setiap jalan yang mereka lalui. Hal itu dilakukannya agar supaya bisa mengingat setidap detail jalan yang dilaluinya. Tapi sepertinya, hal itu tidak ada gunanya. Bahkan, jika saja ia dilepas seorang diri diperusahaan sebesar ini, ia akan tersesat.

Tristan mendadak berhenti ketika dirasanya pandangannya beralih pada hal yang dibutuhkannya. Hal itu membuat Adela yang berada tepat dibelakang Tristan ikut berenti mendadak juga. Dirinya yang tidak melihat jalan akhirnya bertabrakan dengan Tristan.

DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang