PART 1
Typo bertebaran🙏🙏Tapp tappp tap
Derap langkah kaki terdengar keluar dari sepatu hak setinggi 5 cm dari gadis itu. Ia berhenti tepat didepan gedung yang dituju. Senyumnya merekah. Gedung tinggi berlantai 32. Sebuah perusahaan besar di ibu kota.
Hari ini adalah hari pertama ia bekerja, sebagai salah satu staff di perusahaan yang bergerak dibidang Manufacture. Perusahaan besar yang berani memberikan gaji yang tidak main-main untuk kalangan fresh graduated seperti dirinya. Adela Jacinda Sanjaya, gadis cantik berusia 22 tahun. 2 bulan lalu baru saja menyandang gelar Sarjana Teknik. Masih pucuk.
Adela bukan baru kali ini, datang ke perusahaan PT. JAYA MANUFACT. Sebelumnya, sekitar satu setengah tahun yang lalu, ia merupakan internship di Perusahaan ini.
Walaupun sebenarnya, dulu ketika ia magang di perusahaan besar ini, karena berkat adanya kekuatan orang dalam. Yah, pemilik perusahaan ini Pak Michael Prasaja merupakan kenalan orangtuanya. Sehingga dengan mudahnya ia lolos ke PT JAYA.
Tapi bukan berarti kali ini, ia kembali kesini karena orang dalam juga. Bukan, sepenuhnya bukan. Apalagi nama belakangnya sudah bertambah gelar, Adela Jacinda Sanjaya S.T.
Gak sekalian jadi Ny… apa, gitu?
Berkat metode penelitiannya sewaktu internship dulu, sistemnya berhasil diterapkan di PT. JAYA MANUFACT. Sehingga ia kembali direkrut. Dan juga bukan hanya cantik. Sikap rajin, baik hati dan cekatan yang dimiliki Adela. Sehingga tidak segan-segan menariknya kembali.
Adela melangkah memasuki lobby utama PT JAYA. Setiap orang yang ditemuinya selalu dilontarkan senyuman. Bukan karena hari ini merupakan hari pertama bekerja sehingga harus bersikap baik untuk mendapatkan kesan baik. Namun memang sikapnya yang seperti itu, selalu senyum.
"Adellaa!!" Suara nyaring nan cempreng terdengar di telinga Adela. Bukan hanya Adela, bahkan pegawai yang lainnya langsung mendongakan pandangan dengan tanda tanya heran pada si pemilik suara.
"Mbak, Naya!" Adela tersenyum bahagia ketika Naya mendekat. Naya Diandra, merupakan pembimbingnya ketika berstatus intern. Umur mereka terpaut 3 tahun. Walaupun begitu, Naya merupakan orang yang paling dekat dengannya saat ia magang. Hingga saat ia harus kembali ke Manado, melanjutkan pendidikan semester 7. Mereka tetap berhubungan, bahkan masih adanya sesi curhat-menyurhat online. Naya orangnya baik, tidak memandang senioritas.
Sebenarnya ada satu lagi orang yang membantunya ketika Adela berstatus intern, Adit. Tapi dua bulan lalu dia resign. Ia menerima tawaran kerja menjadi head of engineer di salah satu perusahaan kontraktor. Dan yang pastinya gajinya itu, jauh lebih tinggi dari gaji seorang staff biasa disini.
"Mbak Naya, apa kabar, mbak?"
"Baik, La. Kamu sendiri gimana? Baik juga kan?"
"Yah, seperti yang mbak liat sekarang ini. Aku baik"
"Ohh, bagus kalo gitu. Tapi, sayang banget si Adit gak kerja disini lagi. Kita jadi gak bisa ngumpul lagi deh. Padahal kamu udah balik"
"Iyaa, mbak. Tega banget mas Adit ninggalin pas lagi sayang-sayangnya. Sedih aku tuh, mas. Hikss hikss" Ucap Adela dramatis. Ehh, ehh jadi baper sendiri kan, La.
Naya menggeleng, sudah biasa ia melihat tingkah laku adik mentornya ini yang terkesan alay bin alay.
"Tapi aku bisa terima kok. Asal, Mas kirimin uang jajan bulanan buat aku dan si kecil. Aku seneng kok, Mas" Adela mengangguk mantap. Pandangan matanya beralih pada Naya, menepuk pundak sang senior. Maksudnya, anaknya itu Naya gitu. Hehe bukannya kebalik ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Ficção Geral[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...