HALLO, APA KABAR? ADA YANG NUNGGUIN?? HEHE
SELAMAT HARI SABTU❤
♡♡♡
Hari sudah sore, Tristan dan Adela sudah kembali ke hotel. Adela langsung kembali ke kamarnya, merebahkan tubuh yang sudah sangat kelelahan hari ini. Sampai akhirnya tidak sadar, ia sudah tertidur hingga malamnya.
Sebenarnya ia tidak ingin bangun sama sekali dan tetap melanjutkan tidur sampai pagi hari, besoknya juga ia harus kerja, kembali ke lokasi pembangunan, oleh karena itu ia mau hibernasi saja di hari minggu yang tersisa ini, tapi sebuah telefon yang entah sudah berapa kalinya itu mengganggu tidurnya. Adela berdecak ketika melihat nama yang terpampang disana, Tristan Prasaja.
Ini Pak Tristan kangen sama Dela apa gimana sih? Baru aja beberapa jam gak ketemu. Udah kayak suami protektif deh.
"Iya, ada apa, Pak?"
"Adela kamu bisa keluar sebentar?"
"Aduh, Pak. Tapi saya lagi tidur. Saya lagi mager jalan-jalan!"
Ada jeda disana ketika Adela mengatakan itu. "Saya gak ngajak kamu jalan-jalan. Maksud saya, bisa keluar kamar sebentar? Saya ada didepan kamar kamu sekarang."
Mata Adela langsung sepenuhnya terbuka. Astaga, sungguh bikin malu. GR banget ya Dela mikirnya mau diajak jalan-jalan.
Ketika Adela membuka pintu, benar saja, Tristan ada disana. "Kenapa ya, Pak?"
"Ini tiket kamu."
Tanpa pikir panjang Adela langsung meraih selebaran ditangan Tristan. Mata Adela membulat ketika membaca waktu keberangkatan pesawat. "Ini tiket pulang ke Jakarta?!" Tristan hanya mengangguk.
"Kok bisa gitu? Kenapa harus besok, Pak? Saya kan besok masih ada jadwal ke lokasi pembangunan. Harusnya pulangnya Rabu kan, Pak."
"Kamu lebih baik pulang, kamu lagi sakit. Sudah seharusnya karyawan yang sakit harus cuti. Saya udah izinin kamu cuti seminggu ini. Besok kalau udah di Jakarta gak usah masuk kantor."
"Tapi kan saya udah baikan. Pak Tristan bisa lihat sendiri kan?"
Kelihatannya memang Adela sudah cukup baikan, tapi hal itu tidak membuat Tristan percaya bahwa Adela bisa bertahan besok hari dilokasi konstruksi pembangunan.
"Maaf, Adela. Itu sudah ketentuan perusahaan."
Adela hanya memandang pria itu dengan lesu. Pria dengan raut wajah berharap. Seakan memohon Adela menyutujui apa yang ia minta. "Ya udah deh, Pak. Saya pulang besok."
"Supir perusahaan Mbak Rhea akan antar kamu ke bandara. Begitu juga di Jakarta nanti, ada yang jemput kamu. Jadi kamu gak usah khawatir kesasar atau apa. Besok pagi jam 7 kamu harus udah ada di lobby." Adela mengangguk mengerti.
"Kalau udah sampai Jakarta jangan lupa kasih kabar sama saya,"
Duhhh, kalau gini ceritanya udah kayak suami istri beneran.
Dari pada pikirannya mulai ngawur, dari tadi apa-apa harus ia sangkut pautkan pada suami. Lebih baik ia segera masuk kamar. Adela sudah beranjak kembali kekamar, tapi belum satu langkah ia melangkah Tristan sudah lebih dulu menahan tangannya. "Adela, sampai ketemu hari rabu."
Adela tercengang. Pipinya terasa panas. Ini, Dela masih sehat kan?
--
Gadis itu sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Adela celengok-celengok, kata Tristan ada yang akan menjemputnya, tapi mana. Sampai sekarang tidak ada tanda-tanda orang yang akan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Ficción General[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...