PART 16
HALLO, AKUU BALIK LOH❤❤ BAKALAN SERING TELAT UP DEH INI LAGI SIBUK HEHEH.
BDW, APA KABAR? BAIK KAN?PASTINYAA HEHE.
♡♡
Pukul 08.00 tepat. Adela sudah berada di bandara Soekarno hatta. Hari ini adalah hari jumat, sesuai jadwal keberangkatannya ke Surabaya. Ia terpaksa pergi, tidak ada pengganti. Hmmm, berakhir sudah harapannya bertemu sang calon suami pada Malam indahnya besok hari. Nasib, nasib.
Tapi sepertinya, kesialannya tidak berhenti sampai disitu saja. Sudah selang 15 menit dirinya terlihat seperti orang ling-lung kesana kemari mencari rekan kantornya yang menjadi team untuk berangkat ke Surabaya. Namun yang dicari belum juga menunjukan batang hidungnya. Buru-buru ia cek lagi waktu keberangkatan di tiket pesawat 08.45 artinya 30 menit lagi akan berangkat. Apa boleh buat. Dari pada terlambat, lebih baik dia check-in duluan saja.
Adela melirik jam tangannya, saat ini tinggal 15 menit sebelum keberangkatan. Dan sampai saat ini, belum juga nampak seorangpun yang dikenalnya di Bandara. Bukannya apa-apa, Adela sendiri adalah tipikal orang yang penakut jika dilepas jalan-jalan sendiri. Itulah sebabnya Kakaknya Kenzo dan kedua orangtuanya selalu mengekorinya kemana-mana.
Ia sering deg-degan dan parno sendiri ketika jalan sendirian. Yah, seperti saat ini. Sebelum masuk kedalam pesawat. Pikirannya melayang. Bagaimana nantinya di Surabaya jika ia sendirian? Turun dipesawat, abis itu mau ngapain? Kemana? Adela pusing sendiri. Adela juga merupakan orang yang susah menghafal jalan. Bahkan jalan pulang dari kantor ke rumah Kak Kenzo masih belum dihafalnya sampai sekarang. Syukurlah ia sering dijemput ataupun juga ada ojol aplikasi yang selalu menggunakan GPS.
"Kamu kenapa belum masuk ke dalam pesawat?"
Suara itu membuat Adela mendengokan kepalanya. Duhh, syukur deh ada orang yang dikenal.
"Ya ampun, Pak. Bapak kenapa baru datang? Saya hampir mati jantungan loh, dari tadi nunggunya"
"Maaf. Tadi ada beberapa halangan dijalan kemari, jadi saya sedikit telat. Kamu udah nunggu lama?" Balas Tristan.
Jika bukan karena insiden pecah ban, ia tidak akan terlambat. Dijalan tadi, mobil yang mengantarnya ke Bandara bannya mendadak pecah. Tau gak sih, gimana rasanya udah buru-buru dan gak sabaran mau nyampe, lalu harus ada halangan insiden pecah ban segala. Yah, jadinya rindu jadi numpuk kan? Ehh, upss.
Cek-percek terdapat sebuah paku yang menyayat ban mobilnya. Kata Pak Kardi--sopir keluarganya. Daerah yang mereka lewati tadi memang sering ditemui paku berserakan dijalan. Entah itu disengaja atau tidak, yang jelas hal itu memakan korban. Untung korbannya itu ban mobil. Bukan manusia, kan bisa bahaya.
Alhasil, Tristan harus menunggu dibengkel bersama Pak Kardi. Tapi karena terlalu lama, sehingga Tristan mau tidak mau memesan taksi online. Takutnya ia terlambat jika harus menunggu mobilnya selesai dalam perbaikan.
"Ohh ya udah. Pak, yang lain kemana? Kok gak keliatan dari tadi. Mereka terlambat juga?" Adela celengok-celengok menengadah ke setiap penjuru Bandara. Ia sedikit lega. Setidaknya saat ini sudah ada satu orang yang dikenalnya. Walaupun sebenarnya ia tidak mau juga karena pria ini adalah tersangka utama penggagalan pertemuannya dengan calon suami.
"Yang lain udah berangkat dari tadi. Kita gak usah tunggu mereka. Mendingan sekarang kita masuk. Pesawat bentar lagi udah mau take-off. Jangan sampai kita ketinggalan pesawat"
Adela memandang pria didepannya dengan kebingungan "Ehh, wait, tunggu, Pak. Saya kok ditinggal? Perasaan saya gak terlambat deh. Jadwal penerbangan bener kok ini jam 08.45. Kok mereka duluan sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
General Fiction[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...