PART 7 ~ Makan-makan

2.4K 191 464
                                    

PART 7

Haii. Apa kabarnya? Baik kan? Semoga baik ya dan semoga sehat terus❤❤

Typo bertebaran🙏🙏

Sudah sebulan Adela bekerja di PT.JAYA. Hari-harinya selalu diisi dengan mengerjakan laporan sebagai tugas tanggung jawabnya sebagai karyawan. Melelahkan sih, tapi Adela senang. Ia bekerja dengan rajin dan semangat. Orang-orang disini juga baik semua. Tua maupun muda.

Disiang hari, Adela berkesempatan makan siang dengan Naya dan Bu Rati. Bu Rati sendiri, dengan baik hati mengajak kedua anak karyawan favoritnya itu makan bersama diruangan mewah pribadinya. Kemarin, katanya dirumah Bu Rati ada arisan.

Sehingga memiliki sisa makanan yang banyak. Hal tersebut memang sudah dibicarakan bu Rati dari jauh-jauh hari pada Adela dan Naya. Awalnya ia mengajak kedua karyawannya itu untuk datang kerumahnya menghadiri arisan ibu-ibu kompleks tapi karena ada kesibukan sendiri jadi mereka tidak sempat datang.

Naya dengan pacar yang jalan-jalan seharian karena kemarin adalah hari minggu. Sementara Adela setia mengekori kakaknya Kenzo dan mbak Tiara belanja keperluan bayi nanti. Hedehhh, obat nyamuk sih. Tapi yaudinlah demi ponakan.

Adela memakannya dengan lahap dan cepat. Tidak sabar untuk memakan menu selanjutnya. Karena terlalu banyak makanan enak, jadinya ia tidak bisa memilih. Malahan ingin memborong, tapi mau bagaimana lagi perutnya tidak cukup muat. Sehingga jalan satu-satunya adalah makan dengan cepat, sebelum merasa kenyang.

"Pelan-pelan, La kalo makan. Makanannya masih banyak kok" kata Bu Rati tersenyum melihat 2 karyawannya ini.

"Tauu, nih. Kayak gak pernah di kasih makan ni anak, bu. Adela, emang kakak Kenzo gak kasih kamu makan apa di rumah?"

Ettdahh, makanan dirumah ka Kenzo itu banyak. Tapi memang dasarnya saja, yang adalah pencinta makanan jadi tidak pernah bosan dengan yang namanya makanan enak.

Dirumah, Adela yang menghabiskan, yang jelas. Dulunya saat Adela masih kuliah di Manado. Makanan dirumah Kenzo sering basi. Tapi sekarang gak. Bagus kan gak mubazir. Untung ada Adela.

"Gak, bu. Saya gak apa-apa kok. Kalo mau makan banyak aku harus makan yang cepet. Takut diduluin sama yang namanya kenyang. Sayang loh makannya banyak, gak dihabisin bu" Pandangannya beralih pada Naya "Dirumah ka Kenzo banyak kok, mbak. Tapi aku gak pernah bosen sama yang namanya makanan"

"Serah kamu aja, La"

"Ibu, ini makanan gak apa-apa kita habisin semua?" Adela menatap rantang dimeja. Sudah hampir habis. Tidak menyangka dua perempuan berbadan langsing itu bisa memiliki porsi makanan sebakul.

"Gak apa-apa bu. Ibu malah seneng, berarti gak sia-sia dong ibu bawa makanan ke kantor?" Bu Rati terkekeh.

"Makanannya gak dibagi sama keponakannya ibu juga? Maksudnya, Pak Tristannn?" tanya Adela hati-hati. Entah kenapa menyebut nama Tristan sangat sulit untuknya. Aura menyeramkannya terlalu kuat, mungkin.

"Ohh Tristan. Dia sih, gak usah dipikirin La. Cowok tua kayak dia gak usah dipikirin soal makanan. Gak perlulah orangtua yang urus. Harusnya diurusin sama istri ato gak pacarnya bukan sama tantenya dong"

"Yah, tapi walau gimanapun juga tetap keponakannya ibu. Gimana kalo nanti Pak Tristan cemburu sama saya, karena ibu lebih perhatiannya ke saya bukan sama dia. Kalo ngambek kan bisa parah. Apalagi kalo ujung-ujungnya pecat saya"

Jangan gitulah pak. Masa cuma gara-gara makanan trus aing dipecat? Pak Tristan kan sultan, bisa beli. Dela masih mau nikah loh ini, belum ada separoh nih biaya pernikahan pak!

DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang