HALLOOO, AKU BALIK....
ADA YANG NUNGGU? HEHEHSELAMAT HARI MINGGU❤
♡♡♡
Satu kantor gempar. Tiba-tiba saja kantor mengadakan pendisiplinan. Pendisiplinan mengenai waktu jam kerja. Semula kantor yang memulai jam kerja pukul 08.00 pagi sekarang jam kerja berubah menjadi pukul 07.00 pagi.
Sebenarnya jam kerja tetaplah pukul 08.00 pagi tetapi karyawan haruslah sudah berada di kantor sejak pukul 07.00 pagi dengan alasan agar bisa berbaur dengan lingkungan kantor selama satu jam. Yah, istilahnya waktu istirahat sebelum memulai pekerjaan.
Hal itu sudah diberitahukan sejak semalam melalui grup besar WhatsApp kantor kemudian diteruskan di setiap divisi. Sehingga tidak ada alasan jika nantinya karyawan tidak tau atau lupa jika paginya mereka harus berangkat lebih pagi. Yah kalau lupa atau tidak tau, itu sih salah sendiri.
Tapi masih ada juga beberapa karyawan yang masih terlambat dengan alasan yang beragam. Ada yang bilang mereka tidak mendapat kendaraan, ada yang bilang harus mengurus keluarga terlebih dahulu dan ada yang bilang bangun kesiangan. Namun tetap saja, pendisiplinan tetaplah pendisiplinan, mereka tetap saja dipanggil menghadap keruangan direktur utama.
Salah satu yang sial hari itu adalah Adela, alasannya semalam dia tidak sempat mengecek ponsel dan langsung tertidur. Adela tidak sadar. Paginya dia bangun jam seperti biasa. Dia sedikit kaget, tumben sekali sangat ramai, mulai dari grup sampai personal chat. Tanpa membalas Adela langsung melenggang pergi ke kantor berangkat bersama Keenan, seperti biasa.
Barulah saat di mobil, Adela mulai membaca pesan satu-persatu tidak lupa juga membalas. Matanya membulat. Pendisiplinan? Whatt! Apa ini?!
Disinilah ia sekarang, ruangan CEO sementara diberi ceramah oleh sang direktur. Adela sedikit bingung, padahal aturannya baru dikeluarkan tadi malam tapi kok ini yang terlambat hanya beberapa orang ya, tidak sampai sepuluh. Mereka itu kok rajin banget sih?
"Pstt, Mbak Hika kenapa bisa terlambat?" Disela-sela mendengarkan pepatah dari Tristan, Adela bertanya pada perempuan disampingnya. Ia sedikit lelah mendengar pria didepan mereka ceramah yang menurutnya sangat membosankan karena terus-menerus berbicara soal disiplin dan soal waktu. Pokoknya intinya tetap itu, harus mengutamakan on-time.
"Biasalah, sebagai istri, Mbak harus ngurus suami sama anak dirumah. Belum lagi kemacetan di Jakarta kan, kamu tau sendiri Adela. Kalau kamu gimana, kok bisa terlambat?"
"Saya...."
"Jadi, alasan terkuat kamu apa Adela?"
Belum sempat Adela menjawab pertanyaan dari Hika, pertanyaan yang tajam sudah tertuju padanya dari Tristan. Adela sedikit gugup. Kalau dia bilang alasannya karena semalam ketiduran itu logis gak sih?
"Maaf Pak. Semalam saya ketiduran, gak sempat cek handphone. Saya kemarin capek banget, makanya sampai kerumah saya langsung tidur."
"Kalau capek kenapa harus bangun?"
Adela mengernyit sama halnya dengan beberapa orang seisi ruangan yang nampak bingung.
"Maksudnya Pak?"
"Iya, kamu gak usah bangun. Gak usah datang ke kantor hari ini. Besok juga gak usah datang, seterusnya juga begitu. Biar nanti saya tanda tangan surat PHK buat kamu."
Mendengar itu Adela jadi terkejut. Tidak peduli siapapun Tristan, seberapa dekatnya dia dengan Tristan tetap saja kata-kata Tristan di kantor tetap jahat. Sadis ya, apa-apa langsung dibilang pecat aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
General Fiction[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...