Sembilan Belas

108 23 7
                                    

Happy reading!❤️
Sori kalo ada typo, author masih noob.

***

My beloved girlfriend, Thesayang❤️.

***

Shania sudah bersiap dengan baju kodok kesayangannya. Ia akan pergi ke rumah Redaf untuk mengantarkan biskuit yang akan ia titipkan di Lazbakery.

Setelah berpamitan dengan Reva, Shania berdiri di depan rumah untuk menunggu ojol pesanannya datang. Hari Sabtu begini, mana mau Reva mengantar Shania, ia sibuk dengan bisnisnya sendiri.

Shania mengelap keringat di dahi, kemudian membenarkan letak kacamatanya. Beberapa hari kemarin, Shania mencoba tidak memakai kacamata, dan hasilnya, pandangan semakin tidak jelas.

Diintipnya biskuit yang sudah ia masukkan ke dalam toples-toples kecil berbentuk lucu. Dirinya memang suka membeli toples dengan berbagai bentuk.

Tas rotan berbentuk balok itu cukup berat, membuat Shania kewalahan. Untung saja, tak lama kemudian ojek datang menghampirinya.

"Mbak Shania, ya?"

Shania mencocokkan wajah tukang ojek itu dengan aplikasi di ponselnya. Mirip.

"Ah, iya, Om," jawab Shania.

Tukang ojek itu tersenyum masam dipanggil dengan sebutan seperti itu. Tetapi tak urung dirinya menyerahkan helm hijau kepada Shania.

"Ini, Mbak, pake helm."

Shania mengangguk. "Om pegangin dulu tas ini."

Setelah tas rotan itu berpindah tangan, Shania melepas kacamatanya, menyerahkan ke tukang ojek. "Sekalian, Om, hehe."

Shania memakai helm yang jujur saja tidak nyaman dipakai karena rambutnya ia kepang samping.

"Kacamatanya, Om," pinta Shania.

Dipakainya kacamata itu dengan bantuan kaca spion motor.

"Mbak mau piknik?" tanya si Om Ojek.

Shania menoleh. "Enggak."

Tas rotan itu kembali berada di tangan Shania. "Om, gimana cara duduknya? Kok lebar banget?"

Si Om Ojek tampak kebingungan. "Anu, ini motor Nmax, jadi joknya agak lebar sedikit. Mbak tinggal duduk aja."

Shania akhirnya naik, memposisikan dirinya di atas jok.

"Sesuai titik, ya, Mbak?"

"Iya, Om."

Perjalanan berlangsung di bawah terik surya yang menyengat. Setelah melewati berpuluh-puluh menit, akhirnya sampai pada tujuan.

Shania turun dari motor. "Om. Ini helmnya."

Setelah menyerahkan helm, Shania membuka ponselnya, mengecek berapa harga yang harus ia bayar. Ia merogoh sakunya, menemukan uang tiga puluh ribu.

"Ini, Om."

"Uang pas aja enggak ada, Mbak? Saya baru ada orderan, belum ada kembalian, nih."

WAIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang