Enam

170 33 12
                                    

Happy reading!❤️
Sorry kalo ada typo, author masih noob.

***

Sial. Nama Thesa masih mengakar di relung hatinya.

***

"Lo tau, kenapa gue lebih suka manggil Red daripada Redaf?" tanya Thesa.

"Biar singkat?"

Thesa menggelengkan kepalanya. "Bukan."

Kerutan muncul di dahi Redaf. "Terus?"

"Karena gue suka warna merah," jawabnya.

Rasa penasaran kian menyelimuti pikiran Redaf. "Apa hubungannya?"

"Ish, 'kan bahasa Inggrisnya merah itu red," geram Thesa.

"Jadi, lo suka gue cuma gara-gara nama gue Red?"

"Enggak juga," sanggah gadis itu. Tangannya meraih pot kecil di meja bundar yang berisi kaktus kecil.

"Ada alasan lain, kenapa lo cuma manggil gue Red?" tanya Redaf.

"Ada. Biar kalo gue liat warna merah, gue langsung keinget lo."

Lelaki itu tertawa kencang, membuat gadis di sebelahnya mengerucutkan bibir. "Sa, kok lo jadi cringe banget gini, sih!"


"Jangan ketawa, enggak ada yang lucu!" sungut Thesa sebal.

Tawa Redaf mereda. "Ada, kok."

Kepala Thesa tertoleh. Matanya mengerjap. "Apa?"

"Bukan apa, tapi siapa."

Badan Thesa sudah menghadap Redaf sepenuhnya, tanda perempuan itu benar-benar ingin tahu. "Siapa?"

"Lo."

***

"Hello, are you okay, Quin?"

Thesa—atau Quin—terkesiap dari lamunannya. Ia menoleh ke arah sumber suara, mendapati Michael yang sudah duduk di sampingnya. Ah, ia lupa kalau sedang menunggu lelaki itu.

"Yeah, I'm fine," ucap Thesa.

"But, you seems not," sanggah Michael. (Tetapi, kamu terlihat tidak baik-baik saja.)

"Ah, I'm just tired. What should we do after date?" tanya Thesa. (Ah, aku hanya lelah. Apa yang akan kita lakukan setelah kencan?)

"If you tired or sick, we can back to home and continue this date tomorrow, Dear." Michael mengusap surai panjang Thesa dengan hati-hati. (Kalau kamu lelah atau sakit, kita bisa pulang dan melanjutkan kencannya besok, Sayang.)

"Thank you, Mike. I think I must go home now." Thesa berdiri, ia sudah hilang selera untuk makan malam. (Terima kasih, Mike. Kupikir aku harus pulang sekarang.)

"Can I—" (Bisakah aku—)

"No, thanks. I can go alone," tolak Thesa cepat. (Tidak, terima kasih. Aku bisa pulang sendiri.)

WAIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang