Lima

205 33 15
                                    

Happy reading!❤️
Sorry kalo ada typo, author masih noob.

***

"Putus bukan talak tiga. Karena putus masih bisa balikan."

***

"Bego!" umpat Shania pada dirinya sendiri. Ia segera bergelung dalam selimut, kemudian mengecek kembali chatnya yang masih centang dua abu-abu.

"Dih, padahal lagi online!" keluh Shania.

Tak lama, balasan datang. Membuat Shania memekik senang tanpa ia sadari.

Kak Redaf:
Oi, kenapa?

"Gue bales apa, dong?!" teriak Shania heboh sendiri.

Lima menit ia gunakan untuk berpikir keras untuk memilih topik percakapan yang tepat. Ah, sial, tidak ada yang menarik.

Shania:
Hehe, enggak papa.

"Kok gue begonya double, sih?!"

Shania memejamkan matanya erat. Baru kali ini dia memberanikan diri chat ke cowok di luar konteks pelajaran.

Kak Redaf:
Kangen mah bilang aja ....

Shania buru-buru mengetik balasan.

Shania:
ENGGAK!!!

Kak Redaf:
Iya, iya, ngegas banget, sih, Shan.

Shania:
Maaf ....

"Shania enggak jelas! Malu banget, huaaa!" Shania menutup wajahnya sendiri.

Kak Redaf:
Belum tidur?

Shania:
Belum.

Kak Redaf:
Anak kecil enggak boleh tidur malem-malem.

Shania:
Shania enggak kecil!

Kak Redaf:
Iya, cuma mini :p.

Shania:
Enak aja!

Kak Redaf:
Serius, sana tidur. Udah jam sebelas lewat lima puluh delapan.

Shania:
Tinggal ngetik 11.58 pm apa susahnya, sih?

Kak Redaf:
Suka-suka, dong.

Shania:
Kakak belum tidur?

Kak Redaf:

Belum, masih ada something to do.

Shania:
Ngapain emang?

Kak Redaf:
Nanti, tunggu jam 00.00 ya.

WAIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang