ĄLARÍC || 18

23.4K 1.5K 288
                                    

Holla ...

Aku bawa satu panggilan nih buat kalian. Afeners!!!
Afeners tuh apa sih ay? Afeners itu singkatan dari Afentikó lovers gimana-gimana suka gak? Atau kalian punya panggilan sendiri? Kalau ada kasih tau ayya dong, komen disini ya:)))

 Afeners!!! Afeners tuh apa sih ay? Afeners itu singkatan dari Afentikó lovers gimana-gimana suka gak? Atau kalian punya panggilan sendiri? Kalau ada kasih tau ayya dong, komen disini ya:)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 18] - Aneh

"Gue aneh? Itu karena lo"

- Alaric Zeroun

-o0o-

Sudah satu bulan semenjak kepindahan Ares. AFIHS kehilangan salah satu most wanted-nya, dan Sera kehilangan cintanya. Selama satu bulan itu juga Alaric dan Adel semakin dekat. Perasaan yang ada pada keduanya semakin kuat.

Tak terasa juga kalau pertarungan itu akan terjadi satu bulan lagi. Apparel sudah memulai persiapan mereka sejak Adel memberi tau bahwa mereka sudah mendapatkan bantuan.

"Gimana kalian?" Adel mengernyitkan dahinya tanda tak paham. "Maksudnya apa sih? Ngomong tuh yang jelas tuan Alaric Zeroun yang terhormat," ucap Adel geram.

Alaric terkekeh pelan melihat wajah geram gadisnya. "Gimana Apparel?"

"Alhamdulillah sehat wal'afiat." Adel tersenyum lebar ralat sangat lebar sampai-sampai matanya menyipit. Dan itu sukses membuat Alaric mengacak rambutnya gemas disertai dengan tawanya.

Perlakuan itu sukses membuat jantung Adel berdebar tak karuan. "Ihh apaan sih ... jorok tangan lo jangan pegang-pegang rambut limited edition gue," kesal Adel untuk menutupi raut salting-nya. Haha....

Anehnya cowok yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya itu malah tertawa lagi. Adel menatapnya dengan tatapan ngeri. Ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Alaric. "Agak anget, pantesan," gumam Adel.

Sedangkan Alaric menatapnya dengan tatapan bingung. "Kenapa?" tanya Alaric kembali dingin. Sontak Adel langsung menjauhkan tangannya. "Lo aneh," balasnya spontan.

"Upss...." Adel menutup rapat mulutnya dengan telapak tangannya. Tubuhnya meremang kala melihat iris mata tajam itu menatapnya seakan ingin menelannya hidup-hidup.

Alphaaa tolong adikmu yang imoet ini!

Batin Adel terus berteriak minta tolong.

"Lo bilang apa?" Aura tak mengenakkan semakin terpancar dari cowok tampan itu. Matanya masih menyorot tajam semakin membuat Adel ketakutan. Ia melangkah maju ke arah Adel membuat sang empunya melangkah mundur untuk menjaga jarak. Namun percuma karena akhirnya ia berhenti di dinding.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang