ĄLARÍC || 25

18.5K 1.5K 207
                                    

Ayya update check 😭
Akhirnya bisa up juga

Pada kangen Alaric gak nih?
Btw TIM GERCEP MANA SUARANYA??

SPAM KOMEN YA GAIS PLIISS

SPAM KOMEN YA GAIS PLIISS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 25] - Kembali?

'Rasa rindu ini akan segera terbayarkan'

- Sera

-o0o-

Deon terbangun dari tidurnya, melihatnya kamar yang tempati terasa sangat asing. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya. Mencoba mengingat kejadian kemarin malam.

"Anjir gue di markas mafia!" serunya membuat Rainer yang tidur di sebelahnya terbangun, disusul oleh Evan yang tidur di sofa.

Bukan karena tempat tidurnya tidak cukup. Tapi ia hanya masih sayang tubuhnya, daripada harus remuk karena ditendang sama dua manusia tak bisa diam itu lebih baik dia mengalah dan berakhir dengan tidur di sofa.

"Berisik nyet, gue masih ngantuk," ketus Rainer masih setengah sadar.

"Sadar Iner, kita dimana ini, molor mulu sih kerjaan lo," balas Deon.

"Iner pala lo peyang! Nama gue Rainer. Gak usah disingkat-singkat." Rainer menekankan saat menyebut namanya.

Tok tok tok

Evan bergerak untuk membukakan pintu. Ternyata itu Manaf. Kok ada kak Manaf? Pikir ketiganya.

"Turun lo bertiga, udah ditunggu bunda buat sarapan," ucap Manaf lalu langsung berbalik.

Namun baru satu langkah ia kembali menghadap Evan yang masing terdiam di pintu. "Oh iya, kalau kalian lupa. Kenalin nama gue Manaf Savian Alexander, keponakannya Agatha Felinxia Alexander Arxie kalau kalian lupa," ucap Manaf dengan wajah songong lalu pergi dari sana.

Evan menutup pintunya. Masuk ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Lima menit kemudian ia keluar. "Lo berdua mau bengong sampai kapan?"

Deon dan Rainer tersadar dari lamunan mereka. Saling tatap lalu keduanya berlari memperebutkan kamar mandi. "Gue duluan yang bangkit jadi gue masuk duluan," ucap Deon.

"Emak lo seribu! Jelas-jelas gue yang nyampe sini duluan," balas Rainer tak mau kalah.

Ide cemerlang barusan melintas di otak Deon. "Kita hompipa aja," usul Deon.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang