ĄLARÍC || 46

12.1K 1.2K 1K
                                    

Hi Afeners!

Siap buat war?!!
Persiapkan jari kalian buat ngetik komentar sebanyak-banyaknya 😂

Tadi malam aku nungguin sampe 1k komen eh malah ketiduran. Jadinya hari ini aja update nya.

SPAM KOMEN JANGAN LUPA!!

[Chapter 46] - Terlupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 46] - Terlupakan

'Lebih baik perasaan kita dipermainkan oleh manusia, karena itu tidak lebih sakit dari pada dipermainkan oleh takdir'

- Adelia Aloysius

-o0o-

Adel berjalan dengan tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Usai mendapat kabar buruk yang menimpa Alaric dia langsung tancap gas.

"Kak Zean, Alaric gimana?"

"Kebetulan lo udah sampe, Alaric baru aja sadar, kalau lo mau masuk ya masuk aja di dalam ada Bunda, Ayah sama Sera."

Syukurlah, setidaknya Alaric sudah sadar. Adel merasa lega sekarang. "Gak apa-apa nih aku masuk?"

Cklek

Baru saja Zean mau menjawab, pintu ruangan dibuka oleh Sera. "Adel, masuk aja, Bunda sama Ayah udah ijinin kok." Adel mengangguk.

Dengan ragu dia melangkah masuk. Terlihat ruangan serba putih disertai bau obat-obatan yang menjadi ciri khas rumah sakit. Adel juga bisa melihat sosok lelaki yang kini tengah terbaring di ranjang rumah sakit ditemani kedua orangtuanya.

"Eh ada Adel. Kamu mau ngobrol berdua ya? Biar kami tinggal kalian berdua, bunda titip Aric ya." Adel menampilkan senyum sungkan.

"Bunda," panggil Alaric, suaranya masih terdengar lemah.

"Iya sayang, kamu butuh sesuatu?"

Alaric menggeleng lemah. Lalu tangan kirinya yang terbebas dari infus menunjuk Adel. "Dia siapa?"

Sakit!

Itu yang pertama kali Adel rasakan. Orang yang dia sayang sama sekali tidak mengenalinya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kali ini dia merasa kecewa dengan takdirnya.

"Dia pacar kamu. Masak kamu gak ingat, jangan bercanda ah kasihan Adel-nya."

Lagi-lagi Alaric menggeleng. "Aku gak pernah punya pacar."

Adel melangkah mendekati Alaric. "Ric, ini aku. Kamu mau ngeprank aku ya? Gak mempan lah." Adel terkekeh pelan. Tangannya mencoba menyentuh rambut Alaric namun Alaric menghindar.

"Don't touch me, bitch!"

"Aric jaga bicaramu!" bentak Axel.

Coba katakan pada Adel. Apa yang lebih sakit dari ini? Dikatai seperti itu oleh Alaric membuatnya benar-benar tak habis pikir dengan takdirnya sekarang.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang