ĄLARÍC || 29

14.2K 1.3K 606
                                    

Back yuhu^^

TIM GERCEP MANA NIH?

Kalau semalam Ayya nanya daerah. Sekarang Ayya mau nanya kalian baca part ini pagi, siang, sore atau malam?👉🏻

Update cepat nih karena aku seneng banget liat respon kalian di part sebelumnya. Dan buat Yapntr makasih spam komen di part sebelumnya 💗💗

Buat yang lain juga terimakasih. Aku ngetag dia bukan karena pilih kasih atau apa ya gais, tapi aku ngetag dia itu karena dia mau komen di setiap paragraf sebelumnya:))

SPAM KOMENNYA JANGAN LUPA!!

SPAM KOMENNYA JANGAN LUPA!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 29] - Penghianat

'Kepercayaan gue itu mahal harganya'

- Sera

-o0o-

Wina dan Sera sudah duduk manis di bangku yang letaknya tepat di bawah pohon yang rindang.

"Kamu mau curhat?"

Mata Sera mulai berkaca-kaca. "Gue capek Win, gue kecewa, gue-- hiks gue gak tau kenapa semua ini harus terjadi sama gue. Orang yang gue kasih kepercayaan malah buat gue kecewa. Gue benci sama diri gue sendiri yang terlalu berharap sama manusia."

Sera menumpahkan semua isi hatinya.

"Siapa yang buat kamu kecewa? Kak Ares? Iya kan, soalnya kan kamu suka sama dia," tebak Wina.

Sera mengangguk. "Iya. Tapi bukan dia aja Win ... abang-abang gue yang lain juga nuduh gue yang nyebar identitas bang Aric." Tangis Sera semakin menjadi.

Wina menatap Sera dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu yang sabar ya Ra, masih ada aku yang selalu siap jadi sandaran kamu."

"Dan lo tau ...." Sera mengusap air matanya dengan kasar. Sepersekian detik kemudian senyum iblis terpampang di wajahnya. "... semua yang gue bilang itu bohong," lanjutnya.

Wina langsung bangkit dari duduknya. "Maksud kamu apa Ra?"

"Itu 'kan yang lo mau? Gue nangis kejer gara-gara di benci sama sodara gue sendiri? Tapi sayang kemauan lo itu terlalu sulit untuk dipenuhi Wina."

"A-Aku gak paham maksud kamu apa Sera? Aku cuma niat bantuin kamu," lirih Wina.

Sera berdecak kesal. "ABANG! BURUAN KELUAR ELAH SERA MUAK!" teriak Sera.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang