ALARIC

ĄLARÍC || 40

Halo kalian<3

Lama gak? Nggak lah ya cuma seminggu hehe

TIM GERCEP MANA NIH??

Mau tau. Readers Alaric kelas berapa aja?👉🏻👉🏻

KOMENNYA JUGA JANGAN LUPA

[Chapter 40] - Kebakaran

'Kalau gue harus berakhir disini, gue ikhlas'

- Rainer

-o0o-

Pagi ini terasa lebih tenang bagi Alaric. Tadi malam dia mendapat kabar dari kedua orangtuanya bahwa mereka sudah sampai dengan selamat.

Alaric membuka aplikasi WhatsApp. Terlihat beberapa pesan masuk. Kontak di ponselnya tidak banyak. Hanya ada keluarganya, sahabat-sahabatnya, Adel dan beberapa anggota Afentikó.

Rainer
Ric
Markas udah kosong
Gue otw

Alaric kembali meletakkan ponselnya dan memakan sandwich yang sudah disediakan oleh Bi Hanum.

"ASSALAMU'ALAIKUM!" Teriakan itu membuat Alaric tersedak. Buru-buru dia menuangkan jus jeruk di sampingnya dan meneguknya dengan kasar.

"Kai!" seru Alaric dengan geram. Kyra meringis melihat tatapan kesal Alaric.

Adik sepupunya yang satu itu tidak pernah absen membuatnya jengkel dengan segala tingkah laku gadis itu.

"Ngapain pulang?"

Kyra merengut. "Kelihatan banget gak suka aku pulang, Bang."

"Emang."

Kyra kembali meringis mendengar balasan Alaric yang kelewat jujur. "Aiss ... boong dikit kek, pura-pura seneng gitu. Ngeselin banget jadi abang."

"Sejak kapan?"

"Apanya yang sejak kapan?"

"Abang lo."

Ya Tuhan. Kyra ingin minggat lagi rasanya. Ditinggal liburan dua minggu ternyata abang sepupunya itu bukannya makin baik padanya. Malah makin sinis.

"Tau ah." Kyra pasrah saja, bingung mau membalas apa. "Kok sepi banget, Bunda sama Ayah mana?"

"Jerman."

"Sera? Jangan bilang dia lagi jalan sama Kak Ares?"

"Hm."

"Hm itu maksudnya iya atau nggak?" Ok sekarang Kyra mulai kesal.

"Iya."

Demi apapun. Kenapa sulit sekali mengalihkan sedikit saja perhatian pria didepannya sekarang ini. Kyra bisa frustasi lama-lama kalau begini. Dia hanya mau mendapatkan perhatian dari Alaric dan Ares. Karena memang hanya dua orang itu yang setiap kumpul keluarga seolah menganggapnya tidak ada.