ĄLARÍC || 45

12.9K 1.2K 1K
                                    

Pipipipip

Bucin Aric mau lewat🏃🏼‍♀️

Berapa persen kangen kalian sama Alaric?? Pengen tau dong

Karena komen di part sebelumnya udah banyak jadi aku update malam ini.
Jujur aja nih ya, aku lebih bisa ngetik dengan aman dan tentram waktu malam, ada yang sama??

Ok lanjuttt

SPAM KOMEN JANGAN LUPA!!

[Chapter 45] - Boyfriend Material

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 45] - Boyfriend Material

'Abun itu siapa?'

- Ares

-o0o-

"Akhirnya gue bisa bernapas lega!" seru Manaf sambil mendudukkan dirinya di sofa empuk.

"Emang selama ini hidung lo mampet, bang?" tanya Zean sangat pintar. Tapi memang tidak salah sih.

"Bukan itu maksud gue guguk," balas Manaf kesal.

Zean terkekeh kecil. "Gue guguk terus lo apaan? Ibab?"

"Serah, Yan, serah! Gue lagi happy jangan rusak mood gue ya sat!"

Setelah menjalani berbagai macam ujian, semua murid kelas XII seperti lepas dari beban yang menumpuk. Hanya tinggal menunggu hasilnya saja.

"Ujian tuntas, masa depan menanti," ucap Bara.

"Setelah tamat bang Manaf sama bang Bara mau lanjut ke universitas mana?" tanya Sera harap-harap cemas. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya kalau kedua manusia menyebalkan yang selalu mengganggunya itu akan meninggalkannya jauh untuk pendidikan.

"Abang ikut kata orangtua abang aja, tapi dari abang sendiri lebih milih kuliah di Indonesia. Mana sanggup abang jauh-jauh dari princess," balas Manaf.

Bisa dibilang Manaf itu anak yang penurut, tapi tertutupi oleh sifat menyebalkannya, dia suka menunjukkan penolakan padahal dalan hatinya 'iya-iya' saja selama itu bukan hal negatif. Tujuannya hanya membuat yang meminta naik darah.

"Kalau bang Bara?"

"Abang lanjut ke Jerman, sekalian jaga oma sama opa."

Sera membulatkan matanya. "Kok gak bilang sama Sera?!"

Bara terkekeh melihat reaksi adik kesayangannya. "Kamu gak nanya dari jauh-jauh hari."

"Jangankan kamu, Ra, abang yang satu rumah sama dia aja baru tau ini, abang durhaka memang," cetus Zean.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang