1.8

783 206 15
                                    

Sebelum Minhee benar-benar mendekat aku segera menarik Wonjin untuk berjalan menjauh keluar dari arena ice skating

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum Minhee benar-benar mendekat aku segera menarik Wonjin untuk berjalan menjauh keluar dari arena ice skating.

Aku tidak ingin terjadi baku hantam atau lebih buruknya Minhee mengetahui presensi Wonjin. Itu akan jadi panjang urusannya. Terlebih aku tidak ingin persahabatan mereka hancur karnaku.

Wonjin mengusap sisi wajahku membuatku terkesiap, "Jangan melamun nanti kesurupan." Aku terkekeh kecil menanggapinya dan meremat kedua tangan besinya erat.

"Sudah jangan khawatir." Katanya balik menggenggam erat kedua tanganku, "Lebih baik kita diam dulu disini dalam beberapa waktu. Aku akan menyuruh Jungmo untuk mengajak Minhee keluar dari lotte world sekarang."

"Araseo." Kataku perlahan melepaskan tautan tanganku dan membiarkan Wonjin menghubungi Jungmo.

Saat Wonjin sibuk berbicara dengan Jungmo, aku menyempatkan diri melihat sekeliling tempat persembunyianku dengan Wonjin ini ternyata adalah arena permainan anak yang sedang masa perbaikan.

Lalu tunggu. Apa itu? Ada sosok perempuan memakai pakaian putih dengan rambut berjumbai berdiri di ujung sana. Aku lantas berteriak keras dan segera memeluk Wonjin erat-erat sampai ponsel yang ia genggam jatuh.

"Ssttt sayang kenapa?"

"I-itu Wonjin ada hantu disana." Kataku semakin mengeratkan pelukanku yang malah Wonjin tanggapi dengan kekehan khasnya.

"Itu manekin sayang, coba lihat baik-baik." Katanya membuatku mendongak dengan was was melihat ke ujung sana lagi dan setelah di tilik lebih teliti ternyata memang manekin.

Aku akan melepas pelukanku namun Wonjin malah mengeratkan pelukanku, "Bella..."

"Ya kenapa?"

"Mau berciuman?"

Aku terkesiap. Bibirku kelu dan hanya menatap Wonjin yang perlahan membuka topeng ayamnya dan satu tangan besinya terulur mengusap bibir bawahku lembut, "Aku tak akan memaksa." Lirihnya serak dengan sorot matanya terus terarah pada bibirku.

Aku membawa jemari besi Wonjin untukku kecup dengan tangan bergetar akibat kelewat gugup juga jantung yang terus berdegup anomali, "Kiss me but don't bite Wonjinie." Ucapku tak kalah lirih yang hanya Wonjin tanggapi dengan senyuman tampannya.

Perlahan Wonjin mulai mengikis jarak dan memanggut bibirku kedalam ciuman lembutnya yang menyebarkan kehangatan di rongga dada.

Wonjin melepas pangutannya sesaat, iris hazelnya menatapku dengan tatapan yang sulit untukku artikan, "Aku menyukaimu Bella-ah..." ucapnya dan kembali menciumku namun dengan ciuman yang lebih intim.

Sedikit banyak tak menyangka kalau ia pandai sekali dalam berciuman. Menyesap kedua belah bibirku berulang kali sampai melesakkan lidahnya yang membuatku berjengkit meremat kemeja depannya erat.

Aku bisa merasakan Wonjin tersenyum dalam ciumannya dan perlahan melepas tautannya, "Aku yakin ini ciuman pertamamu kan." Katanya dengan netranya berkilat jahil menatapku yang membuatku tak segan-segan menggeplak kepalanya.

"Aduh sakit yeobo."

"Rasakan. Rasakan. Rasakan." Kataku terus memukulnya sampai kedua tanganku Wonjin cekal dan ia sudutkan di tembok.

Wonjin tersenyum miring dan kembali menciumku dengan kecupan singkat berulang kali, "Aku senang menjadi lelaki pertama yang menciummu."

Lalu kedua tangannya melepas cekalannya di kedua tanganku dan beralih merangkum wajahku lembut lalu mencium keningku cukup lama, "Aku beruntung memiliki istri yang pandai menjaga diri sepertimu, Bella Ham." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong saya ikut baper (*´ェ`*)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong saya ikut baper (*´ェ`*)

Wonjin jidatan memang tak baik untuk kesehatan jantung.

RECOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang