Bella pikir Wonjin akan memulihkan rasa sakitnya tapi alih-alih begitu si suami malah menjadi bom waktu untuk kehancuran hidupnya.
⚠️ TRIGGER WARNING - DEPICTION OF MANIPULATION, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah menjadi kesepakatan kalau setiap minggu sekali kami berdua akan berkunjung dan menginap di rumah orang tua masing-masing.
Misalkan minggu ini ke rumah orang tua Wonjin dan minggu berikutnya ke rumah mama.
Kali ini untuk minggu pertama sudah diputuskan akan berkunjung dan menginap ke rumah orang tua Wonjin karna Mama sedang berada di luar kota.
"Wonjin bagaimana kue painya menurutmu? Enak tidak?"
"Kurang manis tapi Mama dan Papa pasti menyukainya."
"Beneran?"
"Iya sayang."
"Wonjin ishh ngapain sih sayang-sayangan."
"Kenapa? Kau kan istriku. Tak mau di sayang memangnya?"
"Bukan begitu."
"Terus?"
"Ah sudahlah. Ayo pergi Park ahjussi sudah menunggu di luar."
"Iya istriku sayang."
"Wonjin!!"
Wonjin malah cengengesan dan merangkulku, "Lalu kau mau kupanggil apa hm? Yeobo atau Chagiya?"
"Tidak keduanya. Panggil saja namaku seperti biasanya."
"Okay." Wonjin terlihat kurang senang dan berjalan keluar lebih dulu.
"Wonjin tunggu."
"Makanya jangan lelet."
"Ishh menyebalkan."
"Kau yang menyebalkan." Katanya dengan bibir mencebik yang lansung kupelintir bibirnya.
"Aduh sakit."
"Rasakan."
"Hei itu namanya kekerasan dalam rumah tangga."
"Oh ya? Kau juga semalam menjawil hidungku sampai merah."
"Tapi aku sudah menebusnya dengan susu coklat."
"Oh jadi mau perhitungan."
"Bukan begitu."
"Iya kau berpikir begitu Ham Wonjin."
"Tuan Nona mari." Park ahjussi tetiba saja menginstrupsi kami.
"Ah ne ahjussi ayo tinggalkan saja gadis menyebalkan itu."
"Ya! Mana bisa begitu. Kau lupa gadis menyebalkan ini istrimu."
"Haha iya iya sini kemari." Wonjin berjalan mendekatiku lagi dan menggandeng tanganku.
"Aduh sakit." Jeritnya ketika aku mencubit perutnya dan kukira ia bakal membalas cubitanku ternyata alih-alih begitu ia malah mencium pipiku.
"Wonjin!!" Ia malah berlari terlebih dahulu setelah memeletkan lidahnya tanpa tahu bahwa jantungku berdebar anomali karnanya. []
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku update ngebut banget ya haha abisnya ide book ini mengalir dengan derasnya sampe kepala penuh dan sayang sekali kalau mengendap di draft terlalu lama. Next chap berikutnya akan sedikit lebih lama karna di real life ada yang harus saya selesaikan. See next chap🌻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.