"Kalian berdua saya skors selama satu minggu dan kedua orang tua kalian berdua wajib menghadap saya besok."
"Sedangkan untuk Wonjin setiap sepulang sekolah dalam satu minggu ini membersihkan toilet lantai bawah."
"Kalian bertiga boleh pergi."
Kami bertiga pun keluar dari ruang bk dengan beberapa hela nafas yang berbeda-beda. "Ayo sayang kita ke kantin, aku sudah lapar." Kata Minhee sambil merangkul bahuku yang segera Wonjin tepis.
Keduanya sudah saling melemparkan tatapan tajam yang membuatku mendengus mengalihkan atensi mereka kembali padaku, "Ayo kita ke uks dulu." Kataku sambil menggandeng keduanya yang tidak protes sama sekali.
Dokter sekolah yang jaga langsung mengobati wajah mereka berdua yang babak belur akibat acara baku hantam di lapangan indoor basket beberapa saat yang lalu.
Sudah pasti semua rentetan kejadian tadi di muat majalah sekolah pekan ini atau mungkin masuk ke dalam gosip terhangat website khusus sekolah. Belum lagi Mama pasti akan menjadikanku bacon besok setelah menghadap guru bk.
Aku harus bagaimana? Kenapa semua menjadi rumit begini?
Tangan seseorang terulur mengusap puncak kepalaku membuatku terkesiap dan membuka kedua tanganku yang sengaja menutupi wajahku, "Jangan menangis..." Wonjin berjongkok dihadapanku dan mengusap air mataku yang berkelindan tanpa kusadari.
"Mianhae... seharusnya aku bisa menjaga emosiku tadi. Aku malah memperburuk semuanya." Katanya lalu membawa kedua tanganku untuk ia kecup membuat hatiku terenyuh.
"Aku yang seharusnya minta maaf Wonjin-ah, aku yang salah. Aku telah berkhianat. Aku membiarkan Minhee menciumku."
"Tak apa. Aku mengerti. Setiap perbuatan itu pasti dilandasi dengan alasan kan. Aku yakin kau memiliki alasan yang dapat kupahami."
"Wonjin hikss..." Aku langsung memeluknya dan membiarkan tangan besinya mengusap belakang kepalaku lembut, "Sudah jangan menangis lagi. Nanti kedua matamu mirip kodok. Hidungmu merah seperti badut, mau?"
"Wonjin ishhh..." Aku terkekeh mengurai pelukanku dan mencium bibir tebalnya kilat toh di lorong depan uks ini sepi. Wonjin terkekeh kecil dan balas mencium kilat bibirku. Sampai Minhee datang dan menarik paksaku berdiri menjauh dari Wonjin.
"Jangan seenaknya ya lo Ham main cium pacar orang." Kata Minhee sambil menunjuk Wonjin dengan rahangnya yang kian mengeras.
Wonjin tersenyum miring dan menarikku dari Minhee dalam satu kali sentakkan, "Aku suaminya. Sudah pasti aku lebih berhak atas dirinya ketimbang dirimu, Kang Minhee."
Minhee berdecih dan menatapku dengan iris hitam jelaganya yang siap menenggelamkanku, "Baiklah statusmu memang lebih kuat tapi mari kita tanyakan siapa lelaki yang Bella cintai, gue atau lo?"
Keduanya menatapku lurus-lurus yang membuatku menelan saliva susah payah. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintai Wonjin. Hanya Wonjin. Tapi mengingat ancaman Minhee yang tak main-main itu sudah pasti akan mendatangkan mimpi buruk bagi Wonjin kalau aku mengatakan yang sebenarnya.
Aku perlu berbohong untuk menyelamatkan Wonjin. Aku tidak ingin Wonjin jatuh kedalam sekelumit hal yang menyakitinya lagi.
Sudah cukup ia kehilangan kedua tangannya. Cita-citanya. Mimpinya. Tidak perlu ditambah dengan dipermalukan orang-orang dan di droup out sekolah ini.
Aku perlahan melepaskan cengkraman Wonjin ditanganku, "Mianhae Wonjin-ah, a-aku mencintai Minhee." Aku bisa melihat iris hazel Wonjin yang meredup menatapku.
"Ingat itu baik-baik Wonjin. Dia mencintaiku. Hanya mencintaiku." Kata Minhee sambil menarik tanganku ikut bersamanya berjalan berbalik meninggalkan Wonjin yang masih diam mematung dibelakang sana. []
Gak kerasa udah satu tahun ya Mbull😢🤧
.
Tahun kemarin, di tanggal ini mungkin salah satu hari terberat bagi Wonjin dan Hamrangdan.
.Beruntungnya Hamrangdan karna Wonjin itu kuat. Gak gampang menyerah sampai akhirnya ada di titik ini. Cukup delapan bulan Hamrangdan nabung celengan rindunya sama Ham Gembul Wonjin ini🌹
.
Terima kasih Wonjin. Untuk segalanya. Aku benar-benar beruntung menjadi salah satu Hamrangdan dan Luvity.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOVER
FanfictionBella pikir Wonjin akan memulihkan rasa sakitnya tapi alih-alih begitu si suami malah menjadi bom waktu untuk kehancuran hidupnya. ⚠️ TRIGGER WARNING - DEPICTION OF MANIPULATION, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE...