3.4

709 197 12
                                    

Penjelasan Wonjin terus memenuhi pikiranku sampai penjelasan guru Park tidak ada yang masuk kedalam otakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjelasan Wonjin terus memenuhi pikiranku sampai penjelasan guru Park tidak ada yang masuk kedalam otakku. "Awalnya aku bersandiwara untuk menghacurkanmu Bella-ah, tapi ditengah jalan aku sadar bahwa aku mencintaimu. Ternyata apa yang kulakukan sejak awal denganmu bukanlah kebohongan. Itu semua tulus dari hatiku Bella-ah, aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

"Mungkin akan sangat sulit membuatmu percaya setelah yang terjadi antara kita selama ini Bella-ah, aku tak memaksa untuk membuatmu mempercayaiku lagi tapi aku tak akan menyerah membangun kepercayaanmu lagi padaku. Jadi tolong jangan tinggalkan aku. Jangan membenciku."

"Kau mau kan memaafkanku dan mulai membangun kepercayaan lagi untukku?"

"Karna aku tidak ingin kehilanganmu. Bella-ah. Aku ingin memiliki anak serta cucu dan merenta bersamamu."

Tuk

"Ahh appo!" Pekikku saat ujung spidol mendarat sempurna di keningku, "Melamun saja kau ini haksaeng." Tegur guru Park sambil berkacak pinggang dengan seraut wajah marah menatapku.

Duuh aku lupa guru Park ini kan salah satu guru galak di sekolah :(

"Cepat keluar berdiri di lapangan outdoor sekolah sekarang."

"Ta-tapi Saem-"

"Kau boleh masuk kedalam kelas berikutnya." Katanya tanpa mau dibantah membuatku dengan malu bangkit dari bangku keluar dari kelas.

Di lapang outdoor sudah ada Minhee yang berdiri menjulang dengan kedua telinga tersumpal earphone. Mungkin ia juga sama mendapatkan hukuman dikelasnya sepertiku.

Glup

Aku menelan saliva susah payah karna gugup dan canggung berdekatan dengan Minhee setelah hampir satu minggu lebih tidak bertegur sapa.

Ia yang memulai sok tak mengenaliku semenjak pertengkaran di villa waktu itu. Tak herah, sih. Sudah pasti ia tersinggung akan perkataanku.

Mungkin ini waktu yang tepat untuk meminta maaf, iya kan?

"Minhee..." Aku memanggilnya setelah menekan kegugupanku.

Lelaki tinggi itu tetap memandang lurus kaarah tiang bendera, "Kang Minhee!!!" Teriakku namun Minhee tetap tidak bergeming.

Volume lagu yang ia putar mungkin kelewat keras, jadi haruskah aku menarik salah satu earphone nya?

Aduhh kalau mengamuk bagaimana? Minhee kan terlihat garang sekali, bisa-bisa aku kena bogemnya. Ihh mengerikan.

"Pfttt..." Tetiba saja Minhee tertawa kecil membuatku terkesiap, "Kau ini kenapa bisa selucu ini eum?" Katanya sambil kini mengusak puncak kepalaku sampai rambutku berantakkan.

"Yaaa keumanhae..." Aku berusaha menghentikan kedua tangannya dengan kugenggam erat-erat sampai iris kami bertemu dan perlahan Minhee mengikis jarak membuatku segera menoleh kedepan untuk menghindar dari ciumannya.

"Maaf." Lirihnya setelah beberapa saat kami terdiam, "Aku kepalang rindu, maaf."

Aku meremat sisi rokku, bukan begini yang kuinginkan. "Aku juga minta maaf Minhee-ah, untuk perkataanku saat di villa waktu itu."

"Aku mengerti."

Rasanya mengapa jadi semakin canggung begini?!!!

Tetiba saja Minhee menubrukkan bahunya dengan bahuku pelan, "Aku akan memaafkanmu tapi ada syaratnya Kim."

"A-apa itu?"

"Tinggalkan Wonjin dan pergi bersamaku." Katanya sambil menaik turunkan kedua alisnya membuatku memukul bahunya berulang kali karna tahu apa yang ia katakan tadi hanyalah candaan. "Gak lucu ya Hee!!"

Minhee malah tertawa semakin keras dengan kedua mata menyipit yang membuatnya jauh lebih tampan, "Aku tampan sekali ya sampai tidak berkedip begitu."

Aku lantas menoyor kepalanya dengan susah payah berjinjit tentunya, "Iya tampan sekali duuh tapi kalau dilihat dari sedotan hahaha..."

"Yaak!!" Aku segera berlari menghindar dari Minhee yang mengejarku di sekitar lapangan outdoor sekolah yang luasnya tak manusiawi ini.

"Kena kau Kim." Minhee memeluk pinggangku dan mengangkat serta memutar tubuhku keudara.

"Sudah Hee pusing!!! Aduhh Minhee aku mau muntah ini!!!" Minhee pun berhenti dan menurunkanku untuk berdiri tapi kepalaku masih berputar-putar sampai aku menyandarkan keningku di dadanya yang bisa kudengar jelas jantungnya berdebar anomali. Sesuatu hal yang sangat kuinginkan dari Wonjin.

"Kau dengarkan Kim? Aku benar-benar mencintaimu." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RECOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang