1.5

847 231 24
                                    

Wonjin diantar oleh Papa Jongsuk ke sekolah sementara aku seperti biasa diantar oleh supir pribadi Wonjin-Park ahjussi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonjin diantar oleh Papa Jongsuk ke sekolah sementara aku seperti biasa diantar oleh supir pribadi Wonjin-Park ahjussi.

"Sayang~~~" Baru saja turun dari mobil aku langsung dipeluk sedemikian rupanya oleh si galah Minhee.

"Lepas Kang Minhee!!"

"Tidak mau." Minhee malah semakin mengeratkan pelukannya yang membuat wajahku terus melesak kedalam dadanya.

"Lepas Minhee. Kau mau aku mati kehabisan nafas!" Minhee pun melonggarkan pelukannya sehingga aku bisa mendongak dan mengatur nafasku kembali.

Ya ampun. Hampir saja tadi ketemu malaikat maut.

"Oii Minhee Bella!!" Jungmo menyapa bersama Hyeongjun dan Wonjin.

Huwaaa gaswat ini!!!!

Aku berusaha melepas pelukan Minhee yang malah cengengesan dan mengelus rambutku lembut. "Diam dulu sayang. Aku masih kangen utututu~~~"

Hyeongjun sudah bersuara akan muntah membuat Minhee berdecak, "Apa lo sirik? Kelamaan jomblo sih."

"Ewh sirik sama lo gak sudi cih."

"Heh ngajak berantem ya lo."

"Apaan? Sini maju lo."

"Sudah Hyeongjun. Minhee." Jungmo melerai menarik lengan Hyeongjun yang akan berjalan maju membuatku aneh mengapa mereka bisa bersahabat tapi sering bergengkar begini.

"Dulu gebetan Hyeongjun pernah Minhee tikung. Jadi begini." Jungmo menjelaskan seolah tahu apa yang aku pikirkan.

"Aku gak nikung ya. Jihye sendiri yang  menembakku duluan."

Hyeongjun hanya berdecak dan beranjak pergi diikuti oleh Wonjin.

"Denger ya Bell, ati-ati sama Minhee. Dia pandai sekali mematahkan hati."

Setelah berkata begitu Jungmo pun pergi sementara Minhee tampak tercenung yang membuatnya sedikit lengah sehingga aku bisa lepas dari pelukannya.

"Yah kecolongan." Katanya dengan seraut wajah sok sedih membuatku mendengus keras-keras menyerupai banteng.

"Sekali lagi kau bersikap kurang ajar begini, aku tak akan segan menendang kemaluanmu Minhee."

"Ughh takut."

"Kang Minhee!!"

"Iya apa calon pacar?"

Aku hanya berdecak. Berbicara dengan Minhee hanya membuat tensi darahku naik dan juga membuang waktu percuma.

"Hei tunggu dulu." Minhee mencekal lenganku yang akan beranjak pergi lalu tanpa tendeng aling-aling menyematkan gelang di pergelangan tangan kananku.

"Ini milik mendiang ibuku." Katanya membuatku terkesiap, "Aku tidak main-main padamu Bella Kim." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayoloh bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayoloh bingung. Pilih aku atau dia hm?

RECOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang