Aku merasa semua orang yang berpapasan di koridor sekolah menatapku dengan tatapan jijik dan saling berbisik-bisik bahkan ada yang sampai menunjukku terang-terangan.
Aneh sekali. Aku seperti telah melakukan tindakkan kejahatan yang tak pantas untuk bisa menginjak sekolah lagi.
Ponselku bergetar terus menerus dan saat dilihat sudah banyak sekali notifikasi yang masuk menandai akun instagramku. Loh, apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali yang mengomentariku dengan kalimat hinaan dan umpatan?
Aku membuka secara acak satu pos yang memuat pada vidio berdurasi tiga puluh detik dimana terpampang aku yang tengah terbaring erotis di kasur bergumul dengan Wonjin namun hanya aku yang terlihat jelas dalam vidio itu sementara Wonjin tidak terlihat jelas sekali, wajahnya diburamkan sepenuhnya.
Pandanganku perlahan buram oleh air mata yang menggenang di pelupuk mata sampai akhirnya jatuh berserak memenuhi kedua pipiku saat melihat website sekolah penuh dengan link vidio yang isinya adalah pergumulanku bersama Wonjin selama di villa waktu itu dengan berbagai durasi.
Rasanya keseluruhan harga diriku di jatuhkan mentah-mentah sampai tak tersisa yang mengirimkanku pada gelegak rasa sakit yang membakar setiap inchi hatiku.
"Bella Kim." Suara guru Jeong terdengar mendekat membuatku mendongak dan melihat irisnya yang kini menatapku penuh kekecewaan.
"Ayo ikut bapa masuk ke ruang kepala sekolah sekarang." Katanya dan aku hanya bisa mengangguk pelan dengan jantung berdebar tak karuan.
Sesaat memasuki ruang kepala sekolah aku langsung dilempari surat tepat di wajahku. "Cepat kemasi barangmu yang ada di loker dan segera pergilah dari sekolah ini."
Jadi aku di keluarkan dari sekolah?Aku menggeleng keras dan langsung duduk bersimpuh meminta kepala sekolah untuk tidak mendroup outku karna aku takut Mama akan menghukumku. Namun seolah tuli kepala sekolah kembali memeriksa berkas di mejanya seolah aku ini angin lalu.
Sampai guru Jeong membawaku keluar ruang kepala sekolah, "Pergilah dengan tenang. Jangan membuat keributan di sekolah lebih jauh. Sudah cukup kau mencoreng nama sekolah dan mempermalukan kami semua." Katanya lalu beranjak pergi meninggalkanku yang hanya bisa meremat surat drop out dari sekolah.
"Wah selamat!!!" Hana tetiba saja datang menghampiriku dan memelukku erat. "Aku ikut senang Bella-ah."
Apa dia gila? Mengapa mengucapkan selamat dikala aku dirundung masalah begini?
"Kau tidak senang? Sekarang kan kau trending dimana-mana. Instagram, website sekolah bahkan di twiter. Lihat ini--" Aku segera merampas ponsel Hana dan melihat hastag #Desahananakbungsuwalikota trending ke satu di twitter.
Dan saat membuka hastag itu banyak sekali orang yang mempost dan meretweet vidio pergumulanku dengan Wonjin. Semua orang melihat keseluruhan tubuhku yang tanpa sehelai benangpun membuat setiap sendi tubuhku lemas dan akhirnya aku jatuh tergugu di lantai koridor.
Aku malu sekali. Rasanya aku tidak memiliki wajah dihadapan semua orang lagi. Aku seperti sampah yang tidak ada harganya sekarang.
Hana merebut kembali ponselnya yang ada di genggamanku lalu memperlihatkan satu foto dimana Wonjin tengah tertidur dengan lelapnya dalam keadaan tubuh setengah telanjang. "Lihat Wonjin akhirnya bisa tidur dengan nyenyak sekarang karna akhirnya rencana balas dendamnya sudah bisa ia realisasikan."
"Tidak. Tidak mungkin!! Wonjin hiksss Wonjin sudah berjanji padaku tidak akan menyakitiku lagi hiksss ini pasti kamuflasemu kan Hana?" Aku terseok dalam isak tangisku. Wonjin, tidak mungkinkan semua ini perbuatan Wonjin?
Ia sudah memohon untuk maaf dan kepercayaanku kemarin malam. Tidak mungkinkan itu semua kebohongannya lagi? Sandiwaranya lagi?!!
"Baiklah. Dengarkan rekaman ini Bella-ah."
"Mata harus dibalas dengan mata. Aku kehilangan masa depanku maka si Kim itu juga harus kehilangan masa depannya. Aku akan merusak masa depannya oleh diriku sendiri Hana-ah." []
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOVER
FanficBella pikir Wonjin akan memulihkan rasa sakitnya tapi alih-alih begitu si suami malah menjadi bom waktu untuk kehancuran hidupnya. ⚠️ TRIGGER WARNING - DEPICTION OF MANIPULATION, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE...