Bella pikir Wonjin akan memulihkan rasa sakitnya tapi alih-alih begitu si suami malah menjadi bom waktu untuk kehancuran hidupnya.
⚠️ TRIGGER WARNING - DEPICTION OF MANIPULATION, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kemarin aku dipojokin Wonjin. Sekarang dipojokin Minhee setelah ia seret dengan tak manusiawinya beberapa saat yang lalu.
"Lepasin Minhee."
Minhee hanya mengulas senyum miring mengingatkanku akan Wonjin kemarin dan segera menoleh kesamping untuk menghindar dari ciuman yang akan Minhee layangkan padaku.
Minhee berdecak dan berusaha menciumku lagi yang segera kutendang kemaluannya sampai aku bebas dari cekalannya.
"Sial." Desisnya sambil membungkuk kesakitan. Aku tanpa babibu lagi segera beranjak pergi dari lapang indoor basket sekolah yang sepi ini sebelum Minhee mengejarku lagi.
"Gue tau rahasia yang lo dan Wonjin sembunyiin." Kedua tanganku yang akan membuka knop pintupun terhenti. Tubuhku membeku. Stagnan dengan jantung berdegup tak karuan.
Aku bisa merasakan Minhee berjalan semakin mendekat dan memelukku dari belakang. "Jangan lupakan kalau ayahku donatur terbesar di sekolah ini Bella Ham." Bisiknya lalu mencium pipiku.
Aku segera mendorong tubuhnya menjauh dan menamparnya keras sampai telapak tanganku terasa panas. "Kau benar-benar gila ya Kang Minhee!!!"
Minhee terkekeh sarkas lalu mencengkram kedua bahuku kelewat erat, "Gue gila karna lo Kim. Ah tidak mungkin sekarang sudah menjadi Ham, iya kan? Dan kalau seantero sekolah tahu apa yang akan terjadi pada kalian berdua huh?"
"Terlebih akan lebih bagus aku bongkar satu rahasia terbesar Wonjin lagi ke seantero sekolah dan sosial media, kalau kecelakan yang Wonjin alami beberapa waktu lalu itu mengakibatkan kedua tangannya di amputasi. Wonjin si pianis terkenal dan berbakat itu sekarang cacat."
"Siapa yang akan paling menderita kalau gue bongkar semua rahasia kalian huh?" Minhee menarikku tubuhku semakin dekat, "Jadi untuk menutup mulutku ini, lo hanya perlu menjadi kekasihku Bella Ham."
"Kau picik Minhee."
Minhee malah menyeringai yang membuat tubuhku meremang takut, "Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan sayang, ingat itu." Katanya yang tanpa tendeng aling-aling langsung menarik tengkukku untuk memangutku kedalam ciumannya bersamaan dengan pintu lapangan indoor basket sekolah terbuka.
Aku berusaha mendorong Minhee yang malah semakin memeluk pinggangku di tengah suara hiruk pikuk banyak orang yang terperanggah kaget dan bersiul menggoda.
"Haksaeng!!!" Teriak guru olahraga Choi keras sampai telingaku berdengung yang membuat Minhee akhirnya melepaskanku.
"Kalian berdua cepat ke ruang bk sekarang." Katanya tegas tak mau dibantah yang ditanggapi oleh Minhee dengan dehaman dan aku segera membungkuk meminta maaf.
Saat aku berdiri dengan benar betapa terkejutnya aku kalau kelas yang akan memakai lapangan indoor basket ini ternyata kelas Wonjin. Aku bisa melihat ia berdiri disana menatapku dengan iris hazelnya yang meredup penuh kekecewaan.
Minhee menarik tanganku keluar sampai aku berpapasan dengan Wonjin yang menarik tanganku yang satunya lagi. "Lepaskan tanganmu dari kekasihku Ham Wonjin."
"Kau yang seharusnya melepaskan Bella karna aku lebih berhak atas dirinya Kang Minhee." []
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.