4.1

721 189 5
                                    

Musim gugur selalu menjadi musim favoritku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim gugur selalu menjadi musim favoritku. Aku suka melihat bagaimana daun maple yang kian menguning dan berjatuhan ke jalanan. Terlihat magis sekaligus romantis.

"Apa kabar anaknya Ayah?" Minhee bertanya sambil mengusap perutku yang sudah membuncit mengingat usia kandunganku sudah berada di bulan keenam. "Aku baik-baik saja Paman." Kataku dengan suara seperti anak kecil dan Minhee langsung merenggut sebal.

"Aku ini Ayahnya Bella, bukan Pamannya." Protesnya yang ntah sudah berjuta kalinya.

"Wonjin akan tetap menjadi Ayahnya terlepas dari semua yang ia lakukan Minhee." Kataku dengan suara tanpa mau dibantah yang membuat Minhee mendengus keras-keras.

"Aku memang bukan Ayah biologisnya tapi aku yang menemaninya selama ini Bell, kau ini memang berhati keras ya."

"Mianhae. Aku hanya tidak ingin memberimu harapan Minhee karna aku menyayangimu sebagai sahabatku. Aku tidak ingin menyakitimu terlalu jauh. Kau pantas mendapatkan pendamping hidup yang seribu kali lebih baik dariku."

Minhee lantas menghela nafas berat dan menyugar rambutnya yang sudah sedikit memanjang sampai ke tengkuk, "Aku tidak pernah menyangka bisa di tolak mentah-mentah untuk kesekian kalinya begini, jangan bilang kau memeletku ke dukun ya Bell."

"Yak mana mungkin. Kurang kerjaan sekali."

"Ayo mengaku saja. Kau memeletku kan, ya kan?"

"Minhee!!" Aku segera menjambak rambutnya sebal, "Aduh sakit Bell, iya iya maaf. Sekarang lepas ya aduhh Bell!!"

"Rasain. Dasar galah menyebalkan!!!"

"Iya iya maaf sayang, sekarang lepas ya nanti kubelikan es krim eotte?"

"Beneran?"

"Iya sayang."

"Jangan panggil aku sayang."

"Iya iya Bella. Sekarang lepas ya." Aku perlahan melepas jambakkanku dan Minhee lansung duduk melipir sampai ujung kursi, "Ternyata benar ya jangan coba-coba mengganggu ibu hamil. Issh mengerikan."

"Minhee."

"Hehe iya maaf, ayo kita beli es krim." Minhee bangkit dan mengulurkan tangannya padaku yang langsung kuterima dengan senang hati. "Aku ingin beli dua es krim, boleh?"

"Iya iya, apa sih yang tidak untuk sayangku ini."

"Panggil aku Bella."

"Iya iya Bella." Katanya semakin mengeratkan tautan tangan kami dan mulai berjalan menyusuri jalanan yang di kedua sisinya banyak sekali pohon maple yang daunnya berguguran jatuh ke jalanan.

Aku membawanya satu dan membiaskannya ke langit, "Oh mau akting goblin?" Celetuk Minhee menyebalkan.

"Tidak."

RECOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang