Rafael | 12

31.5K 2.3K 16
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Si nakal yang punya banyak tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si nakal yang punya banyak tingkah

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

Samuel melangkah dengan langkah lebar menuju kamar anaknya. Perasaan gelisah dan takut lebih mendominasi.

Tak ada yang bisa dia lakukan selain bergegas menuju kamar anaknya, tak peduli jika seandainya anak itu terbangun dan mengusirnya.

Yang ia pedulikan sekarang hanya putranya. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, anak itu baru saja terlelap karena lelah menangis setelah dia pantau lewat cctv tersembunyi.

Rex yang melihat tuan nya menunduk hormat, dia pun langsung bergegas membukakan pintu kamar Rafael yang masih terkunci, anak nakal itu masih mengurung dirinya, tak mau bertemu dengan siapapun. Dan itu termasuk dirinya.

Tak memperdulikan Rex, Samuel langsung masuk dengan tergesa. Dilihatnya anaknya yang tengah tertidur dengan gelisah.

"Rafa." Samuel mendekat, dan duduk di tepi kasur.

Dilihatnya Rafael tengah meracau tak jelas, keringat dingin bahkan sampai membasahi baju yang di pakainya, sesekali tangan nya mengusap peluh anaknya. Tak ada respon sama sekali membuat Samuel khawatir.

"Nak, ayo bangun."

Samar-samar Rafael mengerjap, menatap Papanya dengan sayu. Tubuhnya ia coba gerakan untuk menjauhi Samuel, tapi tenaga nya seakan hilang. Dia malah meringis kecil.

"Mau Mama." ucapnya lirih.

Samuel mengangguk, lalu menyuruh Rex untuk membangunkan istrinya yang sempat tertidur di sofa.

Selepas Rex pergi, Samuel kembali memusatkan perhatian nya kearah Rafael. Perlahan, mata itu kembali tertutup membuat Samuel refleks berteriak memanggil nama anak pertamanya.

"DANIEL." teriakan itu menggelegar, tentu saja Daniel mendengarnya karena letak kamarnya tepat berada di sebalah kamar Rafael.

"Hey,,, Rafa ayo bangun, nak." Samuel lalu menepuk pelan pipi Rafael.

Anak itu hanya meleguh dalam tidurnya. Samuel langsung mengusap keringat dingin di kening anaknya.

"Pah." panggil Daniel.

Daniel langsung mengambil alih saat Samuel menggeser posisi duduknya. Tentu saja dia langsung memeriksa suhu tubuh adiknya yang memang terasa sangat panas.

"39,8." Daniel berucap sambil menatap Samuel. " Rafa harus terpaksa di infus, Pah. " lanjut Daniel yang mulai menyiapkan peralatan dokternya.

Samuel mengangguk setuju, itu lebih baik ketimbang melihat anaknya harus terkapar seperti ini.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang