Rafael | 43

14.6K 1.3K 146
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.


Kirim permen dong yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirim permen dong yang baik

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

"Mas, gimana sama Rafa?" Kaela menatap bingung saat suaminya hanya melewatinya begitu saja, pertanyaan yang ia ajukan terabaikan membuat Kaela semakin mengerang kesal.

Tak tahukah jika ia sangat mengkhawatirkan Rafael? Mendapat kabar dari Rex sejak 2 jam yang lalu membuat hatinya gusar hingga sampai saat ini.

"Mama." panggilan lirih itu membuat Kaela menoleh cepat. Matanya terbelalak menatap Rafael dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik.

"Sayang." belum sempat Kaela mendekat, Rafael sudah jatuh tersungkur hingga membuat Kaela menjerit tertahan.

"Rafa." pekiknya.

Kaela menuruni dua gundukan anak tangga terakhir dengan tergesa, merengkuh tubuh kecil itu yang kini meringis kesakitan. Air mata Kaela semakin tak terbendung saat menatap wajah anaknya yang begitu prihatin.

Batin Kaela menjerit saat melihat air mata Rafael, dadanya kembang kempis, pernapasannya kian semakin memberat dengan seiringnya mata yang mulai tertutup membuat perasaan Kaela semakin tak karuan.

"Sayang, hey Rafa bangun nak." Kaela menepuk pipi anaknya lembut. Tak ada pergerakan, jantung Kaela seperti diremas melihat Rafael yang kini terogok tak berdaya di dalam pelukannya.

"MAS,,, MAS TOLONGIN! RAFA PINGSAN!!!" jerit Kaela. Matanya bergerak liar mencari-cari keberadaan suaminya. Dan saat menemukan suaminya, tangisan Kaela pecah antara lega dan juga takut. Lega karena mendapati Suaminya yang kini tengah berlari kearahnya, dan takut, takut jika terjadi sesuatu kepada anaknya.

"Mas." panggil Kaeal lirih. Kaela memberikan ruang untuk Samuel mengangkat tubuh kecil itu, dan ikut berlari saat suaminya itu malah membawanya masuk ke dalam.

"Rex! Hubungi Daniel atau Andra sekarang!" perintah Samuel saat matanya bertatapan dengan Rex yang baru saja turun dari mobil.

Rex mengangguk paham, bergegas merogoh sakunya dan ikut berlari mengikuti Tuan besarnya yang terlihat kalut saat menggendong Rafael.

Rex mendahului Samuel, memencet tombol lift itu dengan tergesa. Ketika pintu besi terbuka Samuel masuk, diikuti Kaela dan juga Rex yang ikut masuk ke dalam.

"Keduanya tidak bisa dihubungi Tuan." lapor Rex saat mendapati jawaban operator di sebrang sana.

Samuel mendegus kasar. "Sial." makinya. Kemudian keluar saat pintu litf terbuka dengan lebar.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang