Rafael | 21

20K 1.7K 58
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Nungguin Papa, lamaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nungguin Papa, lamaaa

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

Sore harinya Rafael berjalan tergesa mencari-cari keberadaan Papanya. Seragam sekolah nya masih melekat di tubuh kecilnya.

"Papaaa." panggilan itu mendayu, begitu lembut di dengar.

Setelah tidur siang, dan bangun pukul 5 sore, biasanya ia akan bergegas mandi dan menonton tv, tapi karena ketidak sabaran nya untuk bertemu Samuel, ia sampai melupakan rutinitas itu.

Rafael sejak tadi celingak-celinguk karena tak mendapati Papanya di ruang keluarga, ia pun berlari menuju kamar utama milik orang tuanya.

Dibukanya pintu itu dengan sedikit ruang, hanya memuat kepalanya saja. "Mama, Papa mana?" tanya Rafael. Kepalanya menyebeul setengah, dan mendapati Kaela yang sedang duduk di depan meja rias.

Kaela memutar kepalanya, menatap Rafael yang masih berdiri di depan pintu kamarnya. Setelah menyisir rambutnya, Kaela kembali menatap wajahnya di cermin. Dirasa cukup, dan rambutnya terlihat rapih barulah Kaela bergerak mendekati anaknya.

"Mama jangan kesini." Rafael berujar pelan, ia tak berani untuk membuka pintu lebar-lebar karena masih memakai seragam sekolahnya. "Mama disitu aja, jangan kesini." lanjutnya. Kepala Rafael semakin menyurup hanya terlihat kedua matanya saja.

Kaela menghentikan langkahnya. Kedua alisnya mengkerut bingung. "Kenapa? Masa ngobrol  berjauhan gini." Kaela heran. Anaknya itu masih saja tetap pada posisinya, hanya terlihat kedua matanya saja yang berkedip beberapa kali.

"Gak papa, kalo ngobrol kan enakan gini." timpalnya.

"Ha?" Kaela menggeleng pelan. "Teori darimana itu." kekeh Kaela kembali melanjutkan langkahnya. Namun lagi-lagi terhenti karena mendengar Rafael yang tiba-tiba memekik dengan suara tinggi.

"Mama jangan kesini!" pekiknya kesal. Tangan nya masih setia memegang knop pintu agar tidak semakin terbuka.

"Iyaiya Mama gak kesitu." Kaela mengalah dari pada anaknya semakin bertingkah aneh-aneh yang membuat kepalanya berdenyut.

Rafael cengengesan, terlihat dari kedua matanya yang menyipit. "He'um Mama disana aja. Diem, gak boleh kesini." kata Rafael terdengar memerintah.

Kaela menggangguk. "Terus Rafa ngapain ke kamar Mama?" tanya Kaela sembari mendudukan bokong nya di sisi kasur. Tangan nya bergerak mengambil air putih diatas nakas, meminumnya pelan.

"Em,,,mau tanya Papa mana?" tanya Rafael cepat.

Gerakan meminum Kaela terhenti, ditatapnya Rafael dengan lembut. "Papa kan masih di kantor, pulang nya malem. Rafa kan tau itu." jawab Kaela. Ia pun kembali menyimpan gelas itu ke tempat semula.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang