SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE!
FOLLOW AUTHOR YUK!
.
.
.Lagi sakit, makan permen, marahin Papa loh
Rafael Arsenio
~~~~~HAPPY READING ❤️
"Mau mama." Rafael bergumam lirih, menatap Papanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Papa, mau Mamaa." kembali Rafael merengek seperti anak kecil, disini tidak ada Mamanya, hanya ada Daniel dan Samuel yang tengah menatapnya tajam.
"Sakit?" tanya Daniel seolah mengejek adiknya yang tengah menahan sakit akibat di infus di sebelah lengan kirinya.
"Makanya jangan bandel." lanjutnya.
Rafael menekuk wajahnya, menatap tangan nya yang lagi-lagi kembali di infus oleh sang kakak. Tidak ada yang bisa Rafael lakukan selain berdiam diri di kamar.
Rafael kembali menatap Papanya yang masih berdiri di samping Kakaknya. Kedua tangan nya ia rentangkan berharap papanya mengerti.
"Gendong." Namun, Samuel langsung melongos saat Rafael merentangkan kedua tangan nya.
Rafael menatap sendu punggung Papanya yang semakin menjauh, tangisan nya pecah saat Kakaknya pun ikut beranjak dari duduknya.
"PAPAA!!"
Rafael berteriak histeris, hingga Daniel yang akan menutup pintu di urungkan dan kembali berlari mendekati adiknya.
"Hey hey, Rafa jangan di copot infusnya." pekik Daniel saat melihat adiknya itu akan mencopot selang infus yang tertancap di lengan kirinya.
"Papa marah, mau Papa hiks,hiks,,," Rafael mencoba turun dari kasurnya, namun lengan Kakaknya malah menahan nya dengan memeluknya erat.
"Hey dengerin Kakak, Papa gak bakal marah, kalo Rafa gak nakal."
Rafael menggeleng, mencoba berontak agar terlepas dari pelukan Kakaknya, ia ingin mengejar Papanya.
"PAPA! MAU PAPA." Rafael mencoba memukul Kakaknya, tapi dengan gesit Daniel menangkap kedua tangan Rafael dalam satu genggaman, sebelah tangan nya mengambil suntikan yang berada di dalam sakunya, menyuntikan nya ke lengan Rafael, hingga perlahan adiknya itu mulai tak sadarkan diri kerena pengaruh obat bius dalam dosis rendah.
"Papa." lirih Rafael saat kedua mata itu mulai terpejam.
Daniel menghela napas lelah, menghapus air mata yang membasahi kedua pipi adiknya, barulah setelah itu Daniel membenarkan letak tidur Rafael, agar adiknya itu terlihat lebih nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael [END]
Teen FictionRafael Arsenio Lavindra itulah namanya, si bungsu yang dijaga ketat oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan, remaja yang baru berusia 13 tahun itu memiliki ke ingin tahuan yang besar, hingga menyebabkan dirinya harus terkurung dalam sangkar yang tak k...