Rafael | 41

13.4K 1.3K 103
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.


Ketahuan Papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketahuan Papa

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

Samuel melirik jam yang melingkar di pergelangan tanggannya. "Berapa lama lagi saya harus menunggu?" tanya Samuel dengan meregangkan dasi hitam yang melilit di lehernya. Ia sudah menunggu sekitar satu jam lebih, namun perwakilan dari pihak perusahaan Cordella itu tak kunjung menampakan diri.

"Seharusnya mereka sudah sampai sekitar setengah jam yang lalu, Pak. Namun kemacetan kota Jakarta sepertinya menghambat perjalan mereka." Tomi menjawab, mengeluarkan ponselnya dan hendak menghubungi pihak Cordella jika seandainya mereka tidak bisa hadir di pertemuan kali ini.

"Maaf, kami terlambat." seseorang masuk dengan diikuti asisten pribadinya.

Tomi kembali memasukan ponselnya, berdiri untuk menyambut tamu."Silahkan, duduk." ucap Tomi menyalami kedua wanita itu. Senyum ramah mereka tampilkan, namun tidak dengan Samuel dan Tomi. Mereka hanya menatapnya datar tanpa minat. Dandanan kedua wanita sungguh membuat matanya sakit, apalagi minyak wangi yang digunakan kini merebak membuat hidungnya gatal.

"Kita langsung saja, Tom." Samuel menyuruh Tomi untuk memberikan berkas-berkasnya. Tomi yang memang sudah mengertipun langsung bergerak mendekati wanita itu.

"Silahkan ditanda tangani. Kami sudah tidak memiliki waktu lagi setelah lama menunggu." sindir Tomi dengan berani, membuat wanita itu meliriknya dengan senyum sangat kaku.

Wanita itu membaca sekilas. Setelah membubuhi tanda tangan, wanita itu kembali memberikan berkas tersebut  kepada Tomi. "Sebagai permintaa maaf, bagaimana jikalau Tuan Samuel menerima makan malam dari kami?"

Semua mata tertuju kepada Samuel, termasuk Tomi.

Dert

Dert

Belum sempat Samuel menjawab, suara ponselnya berdering mengintrupsikan pembicaraan mereka. Samuel mengangkat tangannya menyuruh Tomi untuk mengambil alih saat mendapati telepon dari orang kepercayaan.

Mendapat anggukan dari Tomi, Samuel bergegas keluar untuk mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa?" tanya Samuel to the point.

"Tuan Muda tidak ada di sekolah, Tuan. Saya sudah mengerahkan beberapa anak buah untuk mencari di sekitar sekolah. Namun tetap, Tuan Muda tak kunjung ditemukan." suara Rex di sebrang sana terdengar sangat berat.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang