Rafael | 18

25.5K 1.8K 43
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Makanya jangan sering sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makanya jangan sering sakit. Jadi tiba-tiba di rumah sakit kan

Daniel Arsen
.....


HAPPY READING ❤️

"Kenapa Rafa bisa disini?!" nada sewot terus saja Rafael ucapkan karena mendapati dirinya terbangun di rumah sakit. 

Astaga. Bahkan anak itu semalam merengek dengan suara pelan, tapi lihatlah sekarang. Teriakan heboh terus saja meluncur dengan penuh semangat. Mengobarkan api permusuhan saat bertatapan dengan Samuel dan Daniel.

Kedua orang itu hanya terdiam. Daniel yang tengah menyiapkan sebuah suntikan untuk pengambilan darah adiknya, sedangkan Samuel mulai masih fokus menatap layar tab nya yang menampilkan grafik-grafik yang dikirim sekertarisnya.

"Mama mana?" tanya Rafael. Matanya bergerak mencari-cari keberadaan Kaela yang tidak nampak sama sekali.

"Pulang." jawab Daniel singkat.

Rafael mendungus. "Kok pulang gak ngajak Rafa?!" pekik Rafael kesal. Dirinya sudah akan turun dari ranjang. Namun sayang, Daniel sudah lebih tanggap mendorong pundaknya agar kembali berbaring.

Bukan Rafael namanya kalo anak itu langsung menurut. Tangan kecil itu berusaha memukul Daniel karena paksaan yang sungguh membuat hatinya dongkol. Tubuhnya kembali di tegakan, dan Daniel kembali mendorongnya.

Kejadian itu terus berulang sampai Rafael kesal sendiri.

"Kakak mau apa sih? Rafa mau pulang!" Rafael langsung bangkit saat melihat Daniel yang mulai fokus dengan suntikan nya.

Dirinya tau apa yang akan Daniel lakukan, sudah cukup dengan vaksin dan infus. Tetapi dirinya menolak untuk pengambilan darah. Rasanya seperti ditusuk, dan darahnya dipaksa untuk mengalir keluar.

Uhhh. Rafael paling kesal jika sudah menyangkut jarum kecil itu. Tangan nya sudah akan melepaskan infusan, tetapi sebuah tangan besar langsung mencekalnya. Menghentikan pergerakan yang Rafael lakukan.

Anak itu mendongkak. Melihat Samuel yang tengah menatap nya tajam.

"Jangan di lepas." Samuel berucap datar. Sebalah tangan mencari-cari tangan anaknya yang sengaja di sembunyikan di belakang tubuh kecil itu.

Samuel yang memang memiliki badan kelar tentu saja dengan mudah menangkap tangan kecil itu. Menggenggamnya erat dengan kedua tangan besarnya.

"Diam sebentar." lanjut Samuel dengan mata melotot.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang