SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!
FOLLOW DULU YOK!
.
.
.Minta permen ada?
Rafael Arsenio
.....HAPPY READING ❤️
Hoek
Hoek
Rafael terus mengeluarkan isi perutnya setelah dilakukan vaksin sekitar setengah jam yang lalu. Daniel yang berada di belakangnya langsung memijit tengkuknya pelan.
"Jangan pernah makan makanan seperti itu lagi, Rafa. Jika Papa tau keadaan mu sekarang, sudah Kakak pastikan hari ini juga kamu akan di seret pulang."
Saat tengah mendengarkan penjelasan Alland bagaimana kenalakan adiknya, tiba-tiba saja Rafael malah berlari menjauh. Awalnya Daniel biasa saja, tapi melihat Rafael yang berjongkok di semak-semak membuat perasaannya khawatir.
Daniel tentu saja langsung berlari menyusul adiknya, dan benar dugaan nya. Adiknya tengah mengeluarkan semua isi perutnya. Asam lambung yang di derita Rafael tentu saja tidak akan kuat jika harus dihadapkan dengan makanan pedas dan bersoda itu.
"Kakak cerewet!" timpal Rafael lalu kembali menunduk saat perutnya terasa bergejolak. Isi perutnya lagi-lagi keluar, tapi hanya cairan berwarna merah saja yang membuat tenggorokan nya terasa perih dan terbakar.
"Apa yang kamu minum, Rafael?!" teriak Daniel saat melihat cairan merah pekat yang Rafael muntahkan. Buru-buru Daniel merogoh sapu tangan di jaketnya saat melihat adiknya itu malah meringis kesakitan.
Pelan-pelan Daniel mengusap bibir itu yang sekarang malah terlihat pucat. "Berapa minuman fanta yang kamu minum, Rafa?" sambil terus memijit tengkuk adiknya Daniel mencoba mengintrogasi.
Inilah yang Daniel takutkan, melihat adiknya seperti ini sungguh membuat hatinya berdenyut ikut merasakan apa yang Rafael rasakan.
"Cuma satu." di sisa kesadaran nya Rafael menjawab lirih. Tidak ada tenaga untuknya berteriak atau sekedar berlari untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan itu.
Daniel mendengus mengetahui kebohongan adiknya itu. Setelah tak ada lagi cairan yang Rafael muntahkan, Daniel dengan segera meraih adiknya ke dalam gendongan nya. Membawanya ke dalam tenda dimana di dalamnya terdapat sebuah kasur kecil yang hanya muat untuk dua orang.
"Rafa kenapa, Kak?"
"Ya ampun?! Adik kamu kenapa, Niel?"
Serentetan pertanyaan itu Daniel abaikan saat dirinya memasuki tenda untuk menidurkan Rafael. Sedangkan Alland dan Naura yang memang kebetulan berada di samping tenda itu menatap Rafael cemas. Keduanya pun ikut masuk dan menatap Rafael yang tengah berbaring diatas kasur kecil dengan Daniel di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael [END]
Teen FictionRafael Arsenio Lavindra itulah namanya, si bungsu yang dijaga ketat oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan, remaja yang baru berusia 13 tahun itu memiliki ke ingin tahuan yang besar, hingga menyebabkan dirinya harus terkurung dalam sangkar yang tak k...