Rafael | 26

16.2K 1.4K 35
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Dah lah bohong pun sepertinya percuma.

Rafael Arsenio

HAPPY READING ❤️

"Bagus ya." Alland datang bersama Rex yang mengikuti di belakangnya. Suaranya terdengar sangat dingin membuat penghuni tenda langsung terdiam kala melihat sang ketua osis berdiri di depan tenda.

Dia ngapain kesini?

Gue juga bilang apa? Jangan beli yang beginian.

Pasti kita dapet teguran 

Alland hanya acuh kala mendengar bisik-bisik di telinganya. Fokusnya hanya satu, yaitu Rafael. Sedangkan Gilang yang mengerti situasi langsung tersedak minuman nya saat melihat Sang Ketua Osis tengah menatap Rafael dengan tatapan tajamnya, berbeda dengan Rafael yang masih khusyuk dengan snack di tangan nya.

"Ekhem." Gilang berdehem mencoba untuk menyadarkan Rafael yang dengan polosnya malah menyeruput minuman nya hingga terdengar suara 'glek' yang sangat nyaring. Gilang meringis dalam hati. Ia mencoba untuk menendang kaki Rafael yang tengah selonjoran menghadap kearahnya.

"Ish, Gilang jangan tendang-tendang." rujuk Rafael kesal.

"Telepon Om Samuel, Rex." Rafael yang memang mengenal suara itu langsung mendongak cepat, kedua matanya terbelalak melihat Alland yang tengah menatap nya tajam.

"Ka...kak Alland." cicit Rafael merasa takut.

"Kemarikan makanan mu, Rafael."

Rafael menggeleng ribut, menyembunyikan snack di belakang tubuhnya agar tidak direbut oleh Alland. "Enggak! Rafa gak makan ini kok, iya kan Gilang?" ucap Rafael mencari dukungan.

Gilang mengangguk singkat, matanya berkedip memberikan kode kepada teman-teman nya untuk membantunya. Bukan nya membantu, semua teman nya itu malah ngabrit saat mendengar pluit berbunyi yang artinya semua peserta harus berkumpul di lapangan.

Dari pada menghadapi situasi yang membuat Jantungan, Gilang pun ikut berlari menghampiri teman-teman nya.

Rafael yang kembali di tinggal berteriak kesal. "Yakhh! GILANG IKUT." teriak Rafael keras. Mengabaikan raut keruh kedua orang yang kini masih berdiam di depan tenda, Rafael bangkit dan siap berlari menyusul teman-teman nya.

Namun sialnya, Alland yang sudah membaca gerak gerik Rafael langsung menangkap anak itu. "Rex ambil makanan nya." perintah Alland kala kedua tangan nya sudah mengunci pergerakan Rafael agar tidak semakin bergerak. Dan Rex yang mengertipun langsung merampas snack itu dan menjauhkan nya dari Rafael.

"PAMAN! Kemarikan itu mau Rafa buang." niatnya memang mau dibuang agar Alland tidak mengetahui dirinya memakanan makanan yang dilarang oleh keluarganya. Tapi sepertinya gagal, karena Rex yang lebih dulu mengambilnya dan membaca tulisan yang berada di kemasan itu.

"Jatz dengan rasa udang Pedas, Tuan muda."

Alland mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Rex barusan, tanpa di sadari tangan nya semakin mencengkram lengan Rafael. "Tidak ada pilihan lain. Hari ini kamu Kakak pulangkan." final Alland yang langsung menyeret Rafael sampai membuat anak itu meringis kesakitan.

"Maaf, Kakak maaf." kedua mata itu berembun menahan tangis. Alland yang melihatnya pun merasa tak tega, tapi bagaimanapun semua ini demi kebaikan Rafael sendiri.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang