Rafael | 20

22K 1.6K 44
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.


Hobinya main, kalo gak nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hobinya main, kalo gak nangis

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

"Eitsss, mau kemana?" tarikan di kerah bajunya membuat pergerakan Rafael yang akan membuka pintu terpaksa terhenti. Anak itu berdecak sebal, dan kembali menatap Papanya.

"Isssh apa lagi?!" anak itu bersungut dengan bibir yang mengerucut ke dapan. Samuel terkekeh, menepuk bibir Rafael pelan. "Bibirnya jangan kaya gitu, jelek." bohon Samuel. Padahal kenyataan nya Rafael sungguh sangat manis, tidak lebih tepatnya sangat menggemaskan. Apalagi harum bayi yang tercium dari tubuh anaknya, membuat hati Samuel tenang.

"Inget pesan, Papa."

"Iya iya Rafa ingat. Gak boleh jajan sembarang, gak boleh cape-cape, gak boleh naksir cewek. Gak boleh-"

"Oke oke cukup gak perlu diperjelas." sela Samuel cepat membuat Rafael memutar matanya malas.

"Udahkan? Rafa mau masuk nih." Samuel pun mengangguk, menepuk pipi sebelah kirinya bermaksud agar anaknya mencium pipinya sebelum berangkat.

Seakan mengerti, Rafael pun dengan cepat mencium pipi Samuel singkat. "Rafa berangkat." ucapnya. Ia pun keluar, melambaikan tangan nya kearah mobil yang ditumpangi Papanya.

Setelah mobil itu tak terlihat lagi, Rafael melangkahkan kakinya. Senyum di bibirnya tak pernah surut melihat teman-teman nya yang menyambut kedatangan nya sesaat sesampainya di dalam kelas.

"Weyy, kemana aja lo? Baru masuk sekolah. Enak bener ya kalo jadi anak sultan, bebas." celetukan Gilang seolah menyambut kedatangan Rafael kala dirinya akan menyimpan tas tepat di sebelah Gilang.

"Ih, Gilang jangan bilang gitu. Rafa kan jadi malu." cicit Rafael sambil mendudukan tubuhnya.

"Ha? Maksudnya gimana sih? Sumpa lo pagi-pagi bikin gue mikir dua kali." decak Gilang yang tak habis pikir dengan pemikiran bocah macam Rafael. Hadeuuh orang nanya apa dijawab apa.

"Suttt, Gilang jangan berisik nanti ada guru lewat loh." peringat Rafael. Jari telunjuk nya pun disimpan di kedua bibirnya bermaksud agar menyuruh teman nya itu diam.

Gilang mengusap lehernya yang tak gatal. Ya kalo guru lewat, tinggal lewat aja gak perlu harus sutt sutt an segala. Ah bikin ribet aja nih bocah.

"Serah dah serah. Cape gue ngomong sama lo." sungut Gilang kesal sembari menelengkupkan wajahnya diatas meja.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang