SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!
FOLLOW DULU YOK!
.
.
.Polos sama bodoh sama gak ya?
Rafael Arsenio
.....HAPPY READING ❤️
Pagi pun menjelang. Setelah acara kemarin yang selesai hampir jam 1 dini hari, Rafael masih tertidur pulas diatas tempat tidur. Tidak ada yang mengusik, bahkan kedua pelayan perempuan yang tengah menyibak tirai dan menyiapkan seragam sekolah, tak membuat anak itu terbangun.
"Sepertinya dia kelelahan." bisik salah satu pelayan itu sambil menggeleng pelan.
"Kau benar, dia nakal sekali. Kemarin aku bahkan sampai kerepotan karena ulahnya." kedua pelayan itu tertawa, masih ingat jelas bagaimana Rafael yang merengek meminta minuman yang sama seperti Daniel kepada para pelayan.
Setiap pelayan yang berlalu lalang di hadapan Rafael, anak itu akan terus mengekor menyuruhnya untuk mengambilkan minuman yang sama seperti milik Kakaknya. Dan jika tak kunjung dituruti, anak itu akan menangis mengeluarkan air mata buaya. Namun para pelayan tak kehabisan akal, dengan menyebutkan nama Tuan Samuel saja anak itu langsung mengacir mencari pelayan lain yang bisa diajak bekerja sama.
Tentu saja semua pelayan tak akan berani memberikan minuman tersebut, apalagi anak itu masih di bawah umur. Bisa dipastikan Tuan Samuel akan marah besar jika minuman itu benar-benar di minum Rafael.
Walau kadar alkohol yang di minum Daniel terbilang rendah, tapi jika Rafael yang mengkonsumsinya sudah bisa dipastikan anak itu akan langsung mabuk walau meminumnya seteguk. Entah bagaimana bisa minuman itu bisa masuk ke dalam acara itu jika bukan Daniel yang membawanya. Bocah nakal itu merajuk, meminta minuman tersebut yang tentu saja langsung di tolak mentah-mentah oleh Daniel.
Bahkan, Tuan Samuel pun berkali-kali memijit keningnya, membujuk Rafael sangatlah sulit, para pelayan pun bahkan harus kena imbasnya.
"Ughh." Rafael meregangkan tangannya, mencari-cari guling yang tak kunjung ditemukan.
Akhirnya Rafael terpaksa membuka mata. "Gulingku mana?" tatapan Rafael terlihat sayu, matanya pun memerah mencari-cari benda kesayangannya.
"Waktunya bangun, Tuan Muda." ucap salah satu pelayan.
"Bentar lagi, ini masih pagi loh. Rafa ngantuk, mau tidur sampe siang. Jangan bilang Papa ya." setelah menemukan benda kesayangannya, Rafael memeluknya erat. Kedua matanya kembali tertutup, sehingga kedua pelayan pun menyerah dan memilih keluar untuk menyerahkan urusan Rafael kepada sang tuan rumah.
"Kenapa dia belum bangun?" pertanyaan Kaela yang tiba-tiba membuat kedua pelayan itu menunduk takut.
"Maafkan kami nyonya, tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael [END]
Teen FictionRafael Arsenio Lavindra itulah namanya, si bungsu yang dijaga ketat oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan, remaja yang baru berusia 13 tahun itu memiliki ke ingin tahuan yang besar, hingga menyebabkan dirinya harus terkurung dalam sangkar yang tak k...