Rafael | 14

28.6K 1.9K 32
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Waktunya pergi jalan-jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktunya pergi jalan-jalan

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

Baru beberapa jam infusan nya di lepas, Rafael kini menuntut janji Mamanya untuk pergi jalan-jalan, tidak membeli bakso juga tak papa, asal bisa keluar dan menghirup udara segar.

Bayangkan saja, dirinya sudah terkurung selama dua hari full, walau ia sempat bermain bersama beberapa pelayan, tapi tetap saja tak asik, ada saja yang membatasi permainan nya, entah Papanya, Kakaknya, bahkan Mamanya pun kini tak mengidahkan permintaan nya.

"Pokonya Rafa gak mau makan!" tekan Rafael.

Kaela acuh, dan melanjutkan membereskan meja belajar Rafael yang terlihat berantakan. Sedangkan beberapa pelayan sudah ia tugaskan untuk membereskan tempat tidur anaknya.

"Rafa gak mau mandi." cemberutnya kesal. Tangan nya melemparkan bantal ke sembarang arah.

"Selesaikan pekerjaan kalian, setelah itu turun kebawah." perintah Kaela setelah dirinya selesai membereskan meja belajar Rafael.

Kedua pelayan itu mengangguk, dan memungut bantal yang tadi di lemparkan oleh Rafael. Membereskan nya kembali dan dilempar lagi oleh anak itu.

Kaela Menghela napas pelan, menahan tangan anaknya yang akan kembali melemparkan bantal-bantal itu ke lantai.

"Rafa jangan mulai. Kasian mereka harus dua kali beresain kamar Rafa yang berantakan gini."

"Bodo." kepalanya melongos tak mau menatap Kaela.

Kaela terkekeh, mencubit kedua pipi gembul anaknya sampai terlihat memerah.

"Mama sakit!"

"Abisnya gemes. Udah yu sekarang Rafa mandi." ajak Kaela. Tetapi anaknya malah menggeleng, dan tak lagi menatap matanya.

Beginilah jika Rafael sedang merajuk. Tidak ingin inilah, tidak ingin itulah. Semuanya paten harus di turuti.

"Yaudah, Rafa mau apa kalo gitu?"

"Mau jalan-jalan." jawabnya cepat.

"Tapi Rafa belum sembuh total,  nanti kalo Papa marah gimana?"

"Yaa,,," sejenak anak itu terlihat berpikir. "Mama jangan bilang-bilang Papa lah."

Kaela terkekeh gemas. Hidung anaknya ia jawil hingga anak itu meringis kesal. "Gak segampang itu, Rafael. Disini banyak cctv, apalagi anak buah Papa banyak sekali."

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang