Rafael | 31

15.3K 1.2K 82
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Gak mau pulang, Papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak mau pulang, Papa....

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

"Tapi...lenganmu berdarah, Rafa." ucapan itu terdengar pelan ditelinga Samuel sehingga matanya langsung memicingkan menatap anaknya tajam.

.....

"Rafa." suara Samuel datar. Menuntut jawaban kepada anaknya yang mendadak terdiam. "Kemarikan tangan mu." pinta Samuel.

Rafael menggeleng ribut. Menyembunyikan kedua lengannya di belakang tubuhnya. Ia tak ingin Papanya tau, sebisa mungkin Rafael akan menyembunyikan beberapa luka di tubuhnya. Karena bukan hanya lengannya saja yang terasa perih, tapi telapak tangannya pun sama.

Gesekan antara kerikil kecil dengan tangganya sungguh tak main-main. Rasanya perih, dan ngilu. Apalagi jika di gerakan, kedua lengannya terasa kaku.

"Rafa." panggilan itu lagi-lagi terdengar, Rafael meneguk ludahnya susah payah.

"Papa-" belum sempat Rafael berucap, suara peluit sebanyak tiga kali terdengar di telinganya.

"Kita kumpul di lapangan."

"Waktunya habis. Ayo kita kesana."

Suara-suara itu membuat Rafael waspada, jangan sampai dirinya tertinggal lagi. Teman sekelompoknya tengah berlari menuju lapangan. Rafael yang baru berlari empat langkah pun harus terhalang oleh keberadaan Rex yang tiba-tiba berada di hadapannya.

"Awas." tangan kecil itu mendorong perut Rex yang terasa sangat keras. Berusaha menyingkirkan tubuh besar yang kini menjulang di hadapannya.

"Minggir Paman! Rafa nanti ditinggal." sungut Rafael kesal. Teman-temannya bahkan sudah berbaris rapi disana, sedangkan dirinya masih disini, menghadapi kedua orang yang sangat menyeramkan.

Rex berdiri di hadapannya dengan tatapan seperti biasa, datar. Sedangkan Samuel langsung mengeraskan rahangnya melihat siku anak itu yang lecet dan mengeluarkan darah.

Rafael memang tak menyadari jika tubuhnya kini membelakangi Samuel, sehingga luka yang sengaja di sembunyikan itu terlihat sangat jelas di mata Samuel.

"Ahkk___Papa!" pekik Rafael saat tiba-tiba Samuel memanggulnya seperti karung beras.

"Rex, siapkan mobil. Kita pulang." mendengar ucapan Papanya membuat Rafael memberontak sekuat tenaga. Teriakan, bahkan tendangan ia lakukan untuk melumpahkan tubuh kokoh Samuel. Bahkan matanya sudah memerah menahan tangis.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang