Rafael | 29

16.7K 1.2K 65
                                    

SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN VOTE, COMENT AND SHARE YA!

FOLLOW DULU YOK!
.
.
.

Pake topi biar gak panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pake topi biar gak panas

Rafael Arsenio
.....

HAPPY READING ❤️

"Ingat pesan Kakak jangan jauh-jauh dari Gilang. Paham?"

Kembali Rafael mengangguk semangat, dirinya semakin tak sabar untuk mengikuti kegiatan penjelahan siang ini. Setelah semalam ia demam, tak pernah sekalipun ia mengeluh untuk menyurutkan semangatnya.

Ini adalah pengalaman pertama dalam hidupnya. Sejarah yang baru untuk ia lewati bersama teman-teman kelompoknya yang berjumlah 7 orang. Walau Alland
terus saja mengekor di belakangnya dan memberikan beberapa peraturan, selagi ia diizinkan mengikuti kegiatan ini apapun peraturan nya bukankah tak masalah untuknya.

"Dan, kalo cape bilang jangan terus di pendem sendiri." anggukan lagi-lagi Rafael tunjukkan kepada Alland. "Dan pegang ponsel ini, hubungi Kakak jika terjadi sesutu." Alland hendak memberikan ponselnya tetapi langsung di cegah dengan gelengan Rafael.

"Ck! Enggak ah. Yang lain juga gak bawa ponsel masa Rafa sendiri bawa sih..." gerutuan itu menimbulkan rona merah di kedua pipi Rafael. Terlihat sangat jelas saat sinar matahari menerpa kulit anak itu.

Alland gemas. Mencubit pipi Rafael adalah hal yang sekarang ia lakukan sampai anak itu memekik keras barulah Alland melepaskannya.

"Yakin gak mau bawa ponsel?" pasalnya ia hanya takut jika  kejadian kemarin sore akan kembali terulang lagi.

"Yakin." Rafael mengangguk mantap. Mengcup pipi Alland sekilas dan mulai berlari untuk bergabung bersama teman-temannya.

Alland kembali mengantongi ponselnya. Matanya berjelajah mencari keberadaan Rex yang keluar dari ujung bagian barat arah parkiran.

"Awasi Rafael. Jangan sampai mereka tersesat apalagi terluka." suara Alland mendadak penuh ketegasan. Wibawa sebagai ketua osis terpancar hingga membuat Rex yang sebagai bawahannya hanya bisa mengangguk patuh.

"Baik, Tuan Muda." Rex pun pergi. Tangan nya menekan earphone di telinganya untuk menghubungi para bawahan nya yang di kirimkan Samuel semalam untuk berpencar membagi tugas.

"Jangan biarkan Tuan Muda mendekati markas. Awasi setiap sudutnya."setelah mengatakan itu Rex dengan sigap berlari menembus hutan lebat yang di penuhi pepohonan tinggi.

Rafael [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang