02. Dua orang baru
*****
Kita itu hanya dipertemukan bukan untuk dipersatukan.
*****
Zeline mematut dirinya di cermin dengan wajah yang ditekuk. "Kenapa juga harus sama Tante Wina sih? Kesel gue tuh," gerutunya sembari memajukan bibirnya.
Dengan tubuh yang dibalut dress berwarna peach dan sepatu sneakers berwarna putih, Zeline menuruni anak tangga dengan sangat pelan. Di ruang tamu Tante Wina sudah tersenyum kearahnya. Tante Wina juga mengenakan dress dengan warna senada. Zeline mengumpat dalam hati, ia sudah tahu ini adalah akal-akalan Pras. Zeline menyalimi punggung tangan Wina. Walau tidak suka, Zeline tetap punya sopan santun.
"Zeline udah makan sayang?"
"Belum. Kan mau makan malam kalo makan dulu nanti disana nggak jadi makan karena udah kenyang."
Wina terdiam sedangkan Zeline tersenyum puas dalam hati. Bego dipelihara sih!
"Yaudah yuk sayang papa kamu udah nunggu," ucap Wina merangkul Zeline. Sedangkan Zeline hanya pasrah dirangkul oleh Wina.
Zeline masuk ke dalam mobil milik Pras dan mengernyitkan dahinya ketika melihat gadis yang mengenakan dress dengan warna senada dengannya. Zeline mengangkat bahunya acuh lalu duduk tenang disamping gadis itu.
"Kenalin Zeline ini anak Tante namanya Alysa Keyra Viorenza," ucap Wina mencairkan suasana.
Zeline meliriknya sekilas, tak ada senyuman dalam wajah cantik Zeline. "Zeline Jazzalyn," ucapnya menyodorkan tangannya.
Gadis yang biasa dipanggil Alysa itu hanya meliriknya sekilas dan kembali fokus pada ponselnya. Zeline berdecih tak suka. Sombong amat muka pas-pasan aja sok!
Zeline menatap ke luar jendela. Bayangan dimana dulu sang Bunda masih hidup kembali terputar di otaknya.
"Bun!" Anak kecil berusia lima tahun itu menarik tangan sang Bunda yang sedang memasak.
"Iya sayang? Mau apa?"
"Zeline mau bantuin bunda!" teriak bocah perempuan itu semangat.
Wanita itu yang dipanggil Bunda itu tersenyum dan mensejajarkan dirinya menyesuaikan tinggi sang anak. "Emang Zeline bisa apa?"
"Zel bisa lihatin bunda masak terus Zel juga bisa ngabisin masakan yang bunda buat," jawabnya polos.
Almira terkekeh. "Ada-ada aja kamu ini."
"Itu termasuk ngebantuin kan Bun?" tanya Zeline.
"Iya sayang. Udah sana duduk."
Zeline kecil mengangguk lugu dan duduk di meja makan sembari memperhatikan sang Bunda memasak. Zeline memainkan jarinya. "Zeline bosan," gumamnya menunduk lesu.
"Kok bosan?"
Zeline kecil mendongak kaget dan seketika wajah yang tadinya murung menjadi sumringah melihat sang ayah yang sudah pulang. "Ayah!"
Pras terkekeh lalu menggendong Zeline. Almira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat interaksi ayah dan anak itu. "Istirahat dulu mas, capek nanti." Almira memeringati Pras yang sekarang sedang asyik bermain dengan Zeline di ruang keluarga.
"Nanti aja kasihan Zeline main sendiri."
"Ayah baik," ucap Zeline menciumi kedua pipi Pras.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...