17. Pras Marah atau Kecewa?
*****
Marahnya orang tua itu agar anaknya menjadi lebih baik. Dan kekecewaan seorang orang tua itu lebih menakutkan dari pada segalanya.
*****
SMA MERPATI, 06:30 WIB.
Zeline menopang dagunya menatap ke arah jendela kelasnya. Hari ini Stela tidak masuk sekolah karena diajak oleh Ansel menemui keluarganya. Zeline sendiri bingung sekarang harus apa. Kemarin ia lupa mengabari Pras karena ponselnya tidak ada kuota. Entah bagaimana nanti Pras menanggapinya. "Bosen banget nggak ada Stela, gimana kalo dia udah nggak sekolah? Mati kebosanan gue."
"Pagi calon pacar."
Zeline menoleh ke samping. "Calon pacar ndasmu."
Jazztin terkekeh geli. "Tumben jam segini udah berangkat?"
"Tumben jam segini udah gangguin gue?"
"Lo tau nggak?"
"Nggak."
"Oke gue kasih tau. Mulai sekarang hobi gue itu ganggu lo. Lihat lo marah, kesel, blushing itu salah satu keinginan gue," jelas Jazztin.
Lo tau nggak sih Jazz? Dengan lo kaya gini gue malah semakin nyaman dan suka dengan lo. Tapi gue nggak menginginkan itu. Gue tidak ingin menyakiti lo Jazz, batin Zeline.
"Kenapa melamun? Gue tau pikiran lo. Kenapa lo takut nyakitin perasaan gue? Apa lo belum nyerah untuk dapatin Keano? Apa lo nggak ada rasa sedikit pun buat gue?"
"Gue itu ingin banget mendapatkan hatinya Keano. Tapi di sisi lain gue juga mencintai lo. Apa perasaan gue salah? Gue nggak tau Jazz, yang gue tau perasaan ini datang tanpa permisi dan pergi tanpa meninggalkan jejak."
*****
"Lepasin kak, aku mohon."
"Heh enak aja lo! Lo udah berani-beraninya ya laporin gue ke guru."
"Tap-tapi yang kakak lakuin itu salah."
"Lo pikir gue peduli? Nggak lah. Dan lo itu udah berani-beraninya gangguin hidup gue, berarti lo harus terima akibatnya kalo udah masuk kandang macan."
"Hiks, sakit kak lepasin."
Zeline menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Si Avira kagak ada akhlak ye, bully anak orang mulu kerjaannya."
"Lepasin aja udah, kasihan tuh," ucap Zeline masuk ke kamar mandi membuat kegiatan mereka terhenti. ACS. Avira, Chalya, dan Seira. Geng pembully di SMA Merpati. Zeline sendiri bingung dengan ketiga temannya waktu SMP ini. Memang apa manfaatnya membully orang? Ingin populer? Bukan begitu caranya.
Avira mendengkus kesal atas kehadiran Zeline. "Ganggu lo! Ini urusan gue sama dia, pergi sana!" kesal Avira sambil terus menguatkan jambakannya pada gadis di hadapannya.
Zeline terkekeh. "Selow. Nyantai."
Mata Zeline beralih pada gadis di hadapannya. Ia tahu betul gadis ini siapa. "Lepasin dia. Sebelum lo bertiga nyesel."
"Lo kenapa sih ganggu kegiatan kita? Lo nggak pernah kan urusin urusan kita? Kenapa lo bela gadis ini?" sentak Chalya.
"Ck!"
Zeline mendekati gadis itu membuat tangan Avira yang tadinya menjambak kini sedikit menjauh. Zeline melepaskan kepangan dan kacamata yang dikenakan gadis itu, mengelap wajahnya dan nampaklah wajah mulus bersih itu. Zeline berbalik menatap datar ketiganya. "Lo salah bully orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Fiksi Remaja📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...