10. Dihukum Bareng Jazztin
*****
"Mencintai lo itu nggak butuh alasan. Karena ketika alasan itu hilang dalam diri lo, otomatis nggak akan ada lagi alasan gue untuk mencintai lo."
-Jacxuel Jazztin Maxbarent-
*****
JcxlJazztinMaxbarent: Mulai hari ini gue mencintai lo.
Zeline melotot, secepat kilat ia mematikan ponselnya. Ia tak ingin berlama-lama menatap pesan itu. Nanti baper. Kalo sudah baper eh ternyata prank kan gak asik. Zeline kembali melirik ponselnya. "Apa tuh?"
JcxlJazztinMaxbarent: Gue cuma boong. Gausah baper lo.
"Sialan!"
"Udah kek dilan eh malah boong. Gue tampol juga tuh pala. Biar otaknya seimbang. Nggak begonya yang lebih berat," sungut Zeline memanyunkan bibirnya.
Zeline beranjak dari kasurnya menuju meja belajar. Zeline mengamati baik-baik buku itu. Tumpukan buku itu sangat banyak. Buku itu adalah tugasnya yang belum ia kerjakan. Zeline menggaruk lehernya bingung. "Ini gimana gue ngerjainnya? Otak gue cuma satu harusnya juga buat satu tugas. Coba aja otak gue bercabang udah gue kerjain ini tugas."
Zeline mengambil satu bukunya. "Buset langsung buta angka gue," gerutunya menggelengkan kepalanya takjub. "Ape nih? Angkanya bagus ye kayak kacamata gitu," ucapnya mengamati lekat-lekat angka itu. Angka yang dimaksud Zeline adalah angka delapan.
Zeline mengambil bolpoinnya dan mulai membaca soal itu dengan cermat. Sebenarnya Zeline itu cepat tanggap. Walau tak pernah memperhatikan guru tetapi Zeline tetap paham. Zeline mulai menghitung dan mencoret-coret kertas yang sudah tak dipakainya. Kali ini Zeline nampak fokus. Zeline tersenyum puas setelah selesai mengisi semua soal itu. "Gampang juga. Ke mana coba gue selama ini?"
Zeline kembali mengambil tugas yang belum diselesaikannya. Prinsip Zeline adalah YANG PENTING SELESAI URUSAN NILAI BELAKANGAN.
Ting!
Zeline berhenti menulis dan menolehkan kepalanya pada ponselnya yang terkulai lemas karena belum ia cas.
JcxlJazztinMaxbarent: Baru belajar ya? Tumben otak bego lo mau diajak kerja sama.
Zeline menggeram sebal. Tangannya asyik menari-nari di atas ponselnya.
ZelineJazzalyn: Otak gue emang bego tapi setidaknya gue gunakan dengan baik. Emang lo?
JcxlJazztinMaxbarent: Hahahaha. Masih marah lo?
ZelineJazzalyn: Siapa juga yang nggak marah kalo dibaperin eh ternyata cuma prank!
JcxlJazztinMaxbarent: Kode nih? Okelah kalo lo minta diseriusin.
Belum sempat Zeline membalasnya, ponselnya sudah dulu sekarat. Zeline menghela napasnya pelan lalu beranjak dari duduknya untuk mengecas ponsel. "Oke tugas bantu gue ya."
4 jam kemudian, 23:00 WIB
Zeline meregangkan ototnya. Tangannya pegal sekali. Zeline bersandar pada kursi dan mulai memejamkan matanya. Namun suara decitan pintu yang dibuka membuatnya harus kembali membuka matanya. Disana terlihat Pras sedang berjalan kearahnya dan membawa sebuah kertas. Zeline melotot. Itu kertas ulangan hariannya.
Tanpa basa-basi Pras memberikan kertas itu. "Kertas apa ini Zel?" tanya Pras. Pras sengaja memancing Zeline.
"Kertas ulangan Zel yah."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Roman pour Adolescents📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...