23. Pernikahan dan Tunangan.
*****
Hidup akan selalu berakhir dengan indah kawan, bila belum indah maka belum berakhir.
-Patrick Star-
*****
Zeline menatap dirinya di cermin. Dress berwarna putih sudah melekat di tubuh indahnya. Rambut yang terurai dan make up natural membuat Zeline tambah cantik kali ini. Zeline menghembuskan napasnya kasar. Hatinya tidak tenang. Jarinya saling bertautan, gadis itu mengigit bibir bawahnya cemas. Mengapa disaat seperti ini ia merindukan Jazztin? Bukankah ia harusnya memikirkan Arel? Ya harusnya Arel, bukan Jazztin. Hari ini adalah hari pernikahan Pras dan Wina sekaligus hari tunangannya dengan Arel. Tapi mengapa hatinya ingin Jazztin? Bukan Arel?
"Mungkin ini yang terbaik, stop mikirin Jazztin dan fokus ke Iky. Ayo Zel, lo bisa!"
"Cantik."
Zeline tersenyum lebar. Itu suara Jazztin. "Jazz--eh Iky," katanya sambil menggaruk tengkuknya. Jazztin? Kenapa cowok itu selalu berputar di pikirannya? Huft. Menyebabkan sekali.
"Jazz?" Arel mengerutkan dahinya. "Siapa?" tanyanya membuat Zeline gelagapan.
"Bu-bukan siapa-siapa kok. Nggak usah di pikirin. Yuk turun."
"Aku tau kamu Lyn. Aku tau kamu dari kecil. Kamu nggak bisa bohong. Mata kamu rindu seseorang. Siapa Lyn? Tante Almira? Atau siapa? Yang pasti di hati kamu ada satu nama yang buat kamu jadi sering melamun, sering nangis sendirian, iya kan? Aku bener kan? Kamu itu nggak jago dalam hal bohong Lyn. Mata kamu itu selalu jujur."
Mata Zeline memanas. Namun dengan secepat mungkin Zeline menahan agar air matanya untuk tidak turun membahasi pipinya. "Kamu emang bener Ky. Tapi sekarang kamu yang ada di hadapan aku. Kamu calon tunangan aku. Aku emang belum cinta kamu. Mencintai seseorang itu emang nggak mudah, tapi untuk belajar mencintai seseorang itu nggak ada salahnya."
*****
Jazztin menghela napasnya. Hatinya sesak seperti dihimpit bebatuan besar. Itu Zeline dan pria waktu itu. Mengapa sesakit ini saat ia benar-benar mencintai seseorang?
"Jazz! Hei!"
Jazztin tersentak kala suara gadis itu berhasil membuat lamunannya buyar.
"Alysa? Cowok di samping Zeline siapa?"
"Arel Rizqi Malik. Calon tunangannya Zeline. Mungkin beberapa menit lagi bakal resmi jadi tunangannya Zeline."
Jazztin diam. Realita ini? Pahit sekali hidupnya. "Oh yaudah makasih, gue tutup dulu."
Cowok itu mengusap wajahnya kasar. Jatuh hati dan mencintai seseorang ternyata tak semenyenangkan yang ia pikirkan. Cowok itu mengambil hoodie hitamnya. Ia ingin mencari udara segar. "Bun?"
Intan yang sedang mencuci piring tersentak akan kehadiran Jazztin. "Mau ke mana?"
"Ke mana-mana hatiku senang Bun," jawab Jazztin ngawur.
Intan mencubit pinggang Jazztin. "Jangan ngada-ngada Jazztin, Bunda tanya beneran."
Jazztin cengengesan. "Jazztin mau menenangkan hati Bun. Emm mungkin Jazztin patah hati."
"Sok kamu ah. Nggak kerja?"
"Libur Bun."
Ya selama ini Jazztin bekerja di bengkel milik Zio.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Novela Juvenil📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...