Z : Truth or Dare?

1.2K 190 92
                                    

11. Truth or Dare?

*****

Terkadang yang dilihat mata itu belum tentu sama dengan yang didengar telinga.

*****

Setelah menyelesaikan hukumannya, Zeline memilih untuk ke kelas mengingat jam istirahat masih lama.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!"

Zeline membuka pintu kelasnya. "Pagi Pak!" sapanya pada guru lelaki berkacamata itu.

"Dari mana saja kamu, Zeline? Terlambat?"

"Iya pak. Ini baru aja saya selesai dihukum," ujar Zeline sambil menyengir kuda.

"Ck! Yasudah duduk sana!"

Zeline mengangguk lalu berjalan menuju bangkunya. Baru selangkah berjalan, suara guru lelaki itu membuat Zeline berhenti. "Apa lagi Pak Nobita?"tanya Zeline geram.

Pak Nobita. Nama aslinya Langgeng Hidayat. Namun karena postur tubuh dan wajah yang mirip dengan Nobita dalam kartun Doraemon itu, jadilah dipanggil pak Nobita. "Mana tugas kamu? Nggak mengerjakan lagi kamu?"

"Si bapak mah berprasangka buruk mulu sama saya. Saya mengerjakan kok pak," ujar Zeline sembari merogoh buku di dalam tasnya. Setelah menemukan apa yang dicarinya, Zeline segera memberikannya pada Pak Nobita.

Pak Nobita menerimanya lalu membolak-balik halaman buku itu. "Oke terimakasih. Kalo begitu silahkan kamu duduk dan jangan ngerumpi dengan Stela. Baca materi dan jika saya bertanya kamu bisa jawab."

"Oke pak!"

Zeline kembali melangkahkan kakinya menuju bangkunya dan meletakan tasnya di laci.

"Heh darimana lo? Gue kira lo nggak berangkat. Kalo lo nggak berangkat kan gue juga."

"Itu mah mau lo!"

"Iya sih emang. Lo dari mana?"

"Dari toilet habis dihukum."

"Si--"

"Ekhem!"

Keduanya mendongak dan sudah mendapati guru berkacamata itu tengah berkacak pinggang di depannya. "Hehe si bapak," ucap Stela cengengesan.

"Ngapain kalian? Kan sudah saya bilang jangan ngerumpi malah ngerumpi."

*****

Kantin SMA Merpati kini sangat ramai karena bel istirahat baru saja berbunyi. Zeline dan Stela sudah duduk satu meja dengan Jazztin dan kawan-kawannya. Karena para guru sedang rapat maka siswa dan siswi SMA Merpati bisa menikmati indahnya pemandangan di kantin dan enaknya makan di kantin tanpa harus memikirkan pelajaran yang bikin pusing kepala.

Samudera menopang dagunya menatap kawan-kawannya yang asyik sendiri bermain ponsel. Matanya menangkap sosok gadis cantik yang duduk satu meja dengan Keano. Cantik banget gila. Gue belum pernah setertarik ini sama cewek, batinnya menatap gadis itu tersenyum.

Samudera meraba-raba rambutnya yang sepertinya habis di lempari sesuatu. "Apa nih kok kenyal-kenyal?" gumamnya.

"Permen karet yang habis gue makan," jawab Jazztin enteng dan tanpa dosa.

Samudera mendelik lalu mengambil benda itu dari rambutnya. Dan benar saja benda kenyal berwarna pink itu sudah melekat di kepalanya. Samudera bergidik jijik lalu membuang permen karet bekas kunyahan Jazztin tersebut. "Sialan lo Jazz, harus keramas berapa hari nih gue," gerutunya mencoba untuk membersihkan rambutnya.

PLIN-PLAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang