Z : Berubah

912 123 27
                                    

27. Berubah

*****

"Tidak ada orang yang baik-baik saja di dunia ini."

-Zeline Jazzalyn-

*****

Zeline mengamati Stela. Ia lebih memilih duduk dengan Tiara. Katakanlah ia jahat, tapi ini lebih baik. Jujur ia tak ingin melakukan hal seperti ini, apalagi Stela sedang terpuruk sekarang. Di sisi lain ia ingin menuruti kemauan Pras tapi di sisi lain juga ia ingin melindungi Stela. Oh ayolah ia benci memilih.

"Cih jalang banget lo ya, lo mau hartanya Ansel sampai lo ngaku-ngaku anak sialan yang ada di kandungan lo itu anaknya Ansel?" sentak Megan. Gadis angkuh itu sekarang menjambak rambut Stela. Zeline hanya mengamati. Ia seperti menjadi orang jahat sekarang. Namun bukankah seperti itu?

"Mana Stela yang galak? Mana Stela yang nggak takut sama siapapun? Cupu lo!"

Saat ini di kelas hanya ada Zeline, Tiara dan Megan dan teman-temannya.

"Haha bahkan sahabat setia lo aja nggak mau nolongin lo, karena apa? Ya malu lah! Oh ralat mungkin bukan sahabat setia," celetuk Shena, salah satu teman Megan.

Stela hanya diam menunduk. Ia tak berani melawan karena takut mereka bertiga akan menyakiti anaknya. Stela menatap Zeline, bahkan gadis itu hanya diam disaat ia seperti ini? Apakah benar Zeline malu mempunyai sahabat sepertinya? Stela tersenyum miris. Ntahlah Zeline berbeda akhir-akhir ini.

Brak!

Pintu yang tadinya terkunci rapat terbuka lebar, bahkan pintu tersebut hampir terlepas dari tempatnya. Jazztin terkejut lalu memegang pintu tersebut. "Buset untung kagak lepas nih pintu."

Bruk!

Jazztin terjengit kaget baru saja ia melepaskan pintu tersebut sudah jatuh saja. "Lah pintunya jatuh dan tak bisa bangkit lagi," ujarnya lalu lelaki itu terkekeh seperti orang gila.

"Heh monkey bobrok serius dikit lihat wajah saudara lo tuh, mukanya kayak abis di siram air keras," kata Samudera sambil menunjuk Ansel.

"Air keras lambemu Sam," kata Jazztin sambil tertawa.

"Lepasin dia!"

"Wow wow gara-gara anak sialan itu lo mulai terpikat ya sama jalang sialan ini?" ucap Megan meremehkan sambil menunjuk Stela yang sudah menangis.

Jazztin menahan lengan Ansel yang hendak menonjok Megan. "Santai bro, jangan main kasar dong. Main halus."

Ansel mendekati Stela dan langsung menggendong Stela. Cowok itu berhenti di depan Zeline. "Sahabat macam apa yang cuma lihatin sahabatnya yang lagi kesusahan? Malu lo punya sahabat kayak Stela? Harusnya Stela yang malu punya sahabat yang datangnya pas butuh doang!"

Zeline tertegun ia tidak terima. Namun bukankah yang dikatakan Ansel ada benarnya? Bahkan ia tidak menolong Stela sedikitpun.

"Bodoh," cetus Zio lalu keluar diikuti oleh Leon. Tinggalah sekarang Samudera dan Jazztin. Kedua lelaki itu malah cengengesan seperti orang gila.

"Shit! Gara-gara temen lo berdua, gagal semua rencana gue untuk bikin Stela hancur!" gertak Megan namun Samudera dan Jazztin hanya mengangkat bahunya acuh.

"Gue lebih punya kejutan untuk menghancurkan lo!"

Jazztin berlalu. Cowok itu berhenti di depan Zeline. Tatapan itu sangat sulit untuk diartikan. "Gue kecewa sama lo, dia sahabat yang selalu ada buat lo. Tapi apa? Disaat dia butuh lo, lo malah pergi gitu aja dan cari teman yang lain. Seburuk-buruknya dia, dia pernah ada disaat semua orang ngejauhin lo termasuk orang tua lo sendiri!"

PLIN-PLAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang