Z : Sebatas Kakak dan Adik

828 116 28
                                    

35. Sebatas Kakak dan Adik

*****

Tidak mencintai bukan berarti harus menjauh.

*****

Ini gimana lagi? pekik Zeline dalam hati. Zeline kesal, kenapa juga Alma harus menemaninya belajar?

"Kenapa Zel? Kecut banget itu muka kayak keringet kamu."

Raut wajah Zeline menjadi datar. "Oma, Zeline kan udah belajar nih dari tiga jam yang lalu. Sekarang udahan ya. Capek Zeline tuh," kata Zeline dengan mengandalkan puppy eyes nya.

Alma menghela napasnya. "Zel, Oma lihat dari tadi tuh ya kamu cuma baca soal doang. Mana jawabannya Zel? Kesel Oma lama-lama sama kamu."

Zeline meringis. "Ya kan Zeline ndak paham Oma. Lagian ini materi susah bener."

"Kamu aja yang nggak mau berusaha. Oma lihat kamu itu gampang nyerah Zel. Suka cari yang terlihat mudah dari pada mencoba untuk mengerjakan yang sulit tapi menantang. Oma tahu, setiap anak berhak memilih apa yang dia suka. Tapi dari yang Oma tahu hidup kamu itu terlalu bermain-main. Serius lah Zel."

Zeline mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan ucapan Alma. "Hidup Zeline emang main-main Oma. Zeline akui itu. Tapi satu hal yang Zeline tau, kalo Zeline udah mantap sama apa yang Zeline inginkan, Zeline bakal lakuin kok Oma. Menurut Zeline, belajar itu bukan karena harus dipaksa tapi karena keinginan. Kalo Zeline mau Zeline juga belajar kok Oma. Zeline tahu kalo nilai Zeline anjlok seanjlok-anjloknya tapi saat Zeline ingin benar-benar serius Zeline juga bisa kok Oma."

Alma terdiam. Wanita itu menatap sendu Zeline, ia teringat akan sosok Reno yang sikapnya persis seperti Zeline. Keras kepala dan susah diatur.

"Kamu mirip ayah kandung kamu Zel," kata Alma.

"Ya iyo atuh Oma, Zeline kan anaknya. Kalo sikap Zeline mirip monyet itu baru patut dipertanyakan," ucap Zeline dengan tampang konyolnya.

Alma mendengkus kesal. Wanita tua itu menjitak kepala Zeline. "Yang serius Zel, jangan bercanda terus. Hidup kamu ini mana ada seriusnya, jangan-jangan kisah cinta kamu nggak ada yang serius Zel." ucap Alma dengan mata memicing.

Anjir! umpat Zeline dalam hati.

"Ho'oh keknya Oma, gatau deh gatau pusing. Nggak mau ribet soal cinta dulu Oma, mainin aja."

"Jangan main-main sama hati Zel. Hati itu berbahaya. Salah letak bisa retak itu hati kalo kamu buat main-main," nasihat Alma membuat Zeline melongo.

Prok...prok...prok...

Zeline bertepuk tangan. "Dapet quotes dari mana Oma?"

"Baca buku, pengalaman juga."

"Wooo ngono toh." Zeline mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia paham dengan apa yang dikatakan Alma.

"Oma mau bilang sesuatu sama kamu Zel," ucap Alma merubah raut wajahnya menjadi serius. "Kalo kamu mencintai dua orang dalam satu hati, pilih salah satu Zel. Oma nggak mau kisah Reno, Pras dan Wina terulang lagi. Dulu, Wina itu adalah anak baik-baik. Oma menyukainya. Sampai suatu saat Reno dan Pras menyatakan cintanya pada Wina, awalnya Wina tak menjawab karena Oma tahu Wina juga menyukai keduanya. Sampai Wina memilih Pras dan Reno marah besar. Kemarahan Reno menghancurkan semuanya. Oma tidak mau ini terjadi pada kamu Zel."

Zeline bungkam. Ia tidak tahu harus menanggapi bagaimana perkataan Alma. Ia bingung jika harus memilih salah satu dari Jazztin dan Keano. Yang ia tahu, ia hanya mencintai tapi untuk memiliki ia tidak punya niatan sedikitpun.

PLIN-PLAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang