41. Mari Bicara Tentang 'Cinta'
*****
"Dia bersama gue tapi entah hatinya sedang bersama siapa, gue pun nggak tahu."
-Jacxuel Jazztin Maxbarent-
*****
Mata Zeline berbinar melihat kalender di ponselnya. Gadis itu menatap Jazztin yang ada di sebelahnya. "Jazz. Mau tolongin gue nggak?"
Jazztin menoleh. "Bantuin apa? Berfaedah buat gue nggak? Kalo nggak ogah gue."
"Sombong amat," cibir Zeline dengan satu tangan yang meninju lengan Jazztin.
"Ringan tangan lo. Apa-apa tampol, apa-apa tampol," gerutu Jazztin membuat Zeline terkekeh.
"Jadi mau nggak?"
"YA APA DULU ZELINE CURUT?!"
Zeline mencebikkan bibirnya. Cewek itu merubah duduknya menjadi menghadap Jazztin. "Nganu. Besok kan Keano ulang tahun. Gue pengen bikin kue buat dia. Mau bantuin gue belanja sekarang nggak? Kayaknya sih bahan di kulkas habis."
Jazztin masih diam. Cowok itu asyik memakan keripik kentang dengan kaki bersila sambil menonton acara televisi. Zeline mendengkus. "LO DENGERIN GUE NGGAK SIH?!"
"Nggak," jawab Jazztin acuh tak acuh.
"Lo marah?"
"Bukan gue, hati gue mungkin."
Jazztin mengangkat bahunya lalu meletakkan toples berisi keripik kentang itu asal. Kakinya melangkah menuju taman belakang.
"ARGHH! KENAPA SIH BUKAN GUE YANG BISA LO CINTAI?! KENAPA HARUS KEANO?! KENAPA HAH?! ARGHH SIAL!"
Zeline mematung di tempatnya. Cewek dengan pakaian rumahan itu tersenyum tipis. "Kenapa lo pengen banget gue cintai? Masih banyak orang baik yang bisa mencintai lo."
Jazztin membalikkan badannya. "Kenapa? Lo tanya kenapa? Karena gue pengen cinta gue terbalaskan. Tapi apa? Lo masih tetep kekeuh pengen deketin Keano. Keano, Keano dan Keano. Itu aja yang ada di otak lo."
Sekarang Zeline mengerti. Jazztin cemburu. "Lo tau Jazz? Gue juga nggak ingin kejar Keano sampai sejauh ini. Tapi hati gue berkata, 'kejar sampai dapet sebelum hati lo benar-benar lelah'. Gue nggak tau lagi Jazz. Gue emang plin-plan. Orang penakut yang sesungguhnya itu gue. Zeline Jazzalyn. Gadis penakut yang nggak bisa milih karena takut pilihannya akan menyakiti dirinya sendiri. Itu gue. Ini diri gue. Gue nggak ngerti harus gimana."
Jazztin masih diam menunggu Zeline melanjutkan kalimatnya.
"Biarkan gue kejar Keano sekali lagi Jazz. Kalo hati gue udah benar-benar lelah gue juga akan berhenti dengan sendirinya."
Zeline merutuki dirinya. Kenapa lo bego banget Zel? Ada orang yang selalu ada buat lo tapi kenapa lo selalu milih yang nggak pasti? Kenapa gue nggak bisa sama lo aja Jazz?! Arghh! Kenapa? Gue pengen sama lo tapi hati gue berkata lain, batin Zeline.
Jazztin bisa merasakan suasana batin Zeline. Gadis itu bimbang. Ya Jazztin tahu itu.
Jazztin menghembuskan napasnya kasar lalu menatap Zeline. "Ck! Yaudah cepetan!"
Zeline mengerjap-erjapkan matanya. "Hah?"
"Budeg."
Jazztin melewati Zeline. Namun sebelum itu Jazztin menggigit pipi tembem Zeline karena terlalu gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...