12. Semuanya Mengecewakan
*****
Bahagia itu tujuan, kecewa itu perjalanan. Orang tidak akan bisa sampai tujuan jika tidak melewati perjalanan.
*****
Minggu, 08:30 WIB.
Huek...huek...huek...
Setelah sarapan tadi, Stela memuntahkan apa yang telah ia makan. Sekarang badannya sangat lemas. Stela mencuci wajahnya di wastafel. Stela melihat dirinya di cermin, tangannya meraba-raba pipinya yang sedikit chubby. "Masa iya gue tekdung?" gumamnya sembari mengelus perut ratanya yang tertutup oleh kaos kebesaran yang dipakainya.
"Lah masa iya sih? Gue nggak yakin ada bocah di dalem perut gue," oceh Stela kembali meraba pipinya.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Aish masa gue beneran hamil sih. Tapi gue juga nggak dateng bulan sejak bulan kemarin," ujar Stela mulai panik.
"Kalo lo beneran ada di perut gue, jaga diri lo baik-baik ya. Gue juga akan berusaha buat ngejagain lo semampu gue kok. Gue nggak akan gugurin lo, karena dengan kehadiran lo di perut gue, gue bisa selamanya sama Ansel," ucap Stela sambil mengelus perutnya dan memandangi perut itu lama. Entah mengapa saat menyentuh perutnya, hatinya menghangat.
Stela segera membasuh wajahnya dan segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Zeline. Entah mengapa dirinya ingin sekali menguyel-uyel pipi milik Zeline. "Jadi gini toh rasanya ngidam," ucap Stela cekikikan.
Setelah selesai Stela melangkahkan kakinya dan segera memasuki mobilnya. Stela menghela napasnya panjang lalu dengan hati-hati ia menjalankan mobilnya. Untuk sekarang ini dirinya harus ekstra hati-hati, karena ada nyawa lain dalam tubuhnya. Tak butuh waktu lama, Stela telah sampai di rumah Zeline.
Tok... Tok... Tok...
"ZELINE! YUHU!"
Tak ada balasan dari dalam rumah. Stela berdecak pelan. "Si kebo pasti belum bangun nih," gumamnya.
Tok... Tok... Tok....
"ZELINE JAZZALYN! ANAKNYA BAPAK PRAS! CALON PACARNYA KEANO, WALAU NGGAK MUNGKIN, BUKAIN DONG!"
"YUHU! ZEL!"
Ceklek!
Pintu rumah Zeline terbuka menampakkan sosok Zeline yang masih mengenakan celana pendek dan tank top serta wajah bantalnya. "Woi kutil anoa! Ngapain Lo teriak-teriak?! Biasanya juga langsung nyelonong masuk!" oceh Zeline.
"Lah iya juga, lupa," ujar Stela cengengesan.
"Lo mau ngapain ke sini?"
"Nyari sumbangan."
"Dih gelandangan."
Stela berdecak sebal. "Gue serius nih. Gue hamil deh kayaknya, Zel."
Zeline membulatkan matanya. "LO HAMIL? LO TEKDUNG BENERAN DONG?!"
"Jangan keras-keras bego, ntar tetangga lo denger jadi bahan omongan mereka lagi."
Zeline menyengir lebar. "Lo tau dari mana kalo lo hamil?" tanya Zeline penasaran.
Stela menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. "Ya firasat aja sih. Soalnya tadi pagi gue muntah-muntah kaya morning sickness gitu. Terus gue juga udah telat datang bulan."
"Oh." Setelah mengatakan itu, Zeline beranjak pergi meninggalkan Stela.
Stela mendelik. "ZELINE LAKNAT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...