15. Absurd
*****
Tertawalah. Kadang hidup begitu lucu untuk dimengerti.
*****
Di kamar, Zeline tiduran sambil membaca novel yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu.
Ting!
Zeline melirik sekilas ponselnya. "Ck! Ganggu."
Ting!
Zeline masih bersikap acuh terhadap bunyi ponselnya.
Ting!
Ting!
Ting!
Zeline menggeram sebal. "LO BUNYI SEKALI LAGI GUE BANTING!"
Ting!
"SETAN!"
Zeline mengambil ponselnya kasar.
JcxlJazztinMaxbarent: Hai cantik.
JcxlJazztinMaxbarent: Lo marah ya?
JcxlJazztinMaxbarent: Maafin gue kek.
JcxlJazztinMaxbarent: Please lah.
JcxlJazztinMaxbarent: ZELINE JELEK KALO NGGAK MAAFIN GUE.
JcxlJazztinMaxbarent: 😒
Zeline mendelik.
ZelineJazzalyn: Kampret. Lo pikir gue nggak bosen apa nunggu lo. Apalagi lo malah anter si Khanza itu. Lo lebih mentingin dia daripada gue?
"Kok ngeselin sih?" sungut Zeline sembari memonyongkan bibirnya.
JcxlJazztinMaxbarent: Fiks lo cemburu😂
Zeline merubah raut wajahnya menjadi datar. "Iya gue cemburu."
ZelineJazzalyn: KALO GUE CEMBURU, KENAPA? GA SUKA LO😒
JcxlJazztinMaxbarent: HAHAHA. Bagus dong ada kemajuan.
Zeline tak membalas lagi. Ia mematikan ponselnya.
Disisi lain Jazztin sudah tertawa terbahak-bahak. "Lo lucu Zel. Tambah sayang gue sama lo."
Jazztin melempar ponselnya ke kasur king size miliknya. Kakinya menuruni tangga. Niatnya ingin mengusili sang Bunda yang entah sedang berbuat apa. Jazztin memang lebih dekat dengan Intan dari pada Anjas. Pernyataan Anjas beberapa hari yang lalu jika dirinya bukan anak kandung Anjas dan Intan sedikit membuatnya sedih. "Bun," panggil Jazztin pada Intan. Kedua tangannya ia gunakan untuk memeluk leher Intan dari belakang sedangkan dagunya ia taruh di bahu Intan.
Intan tersenyum. Tangannya mengusap lembut pipi Jazztin. "Mau apa? Tumben turun kamar?"
Jazztin menggeleng. "Orang tua kandung Jazztin siapa Bun?" tanya Jazztin.
"Bunda nggak tahu. Maafin bunda ya?"
Jazztin menyembunyikan wajahnya di leher sang Bunda. Jazztin memang sangat manja dengan Intan. "Nggak papa Bun. Bunda nggak salah. Mungkin emang Jazztin aja yang nggak diinginkan oleh kedua orang tua Jazztin."
Intan membalikkan badannya menghadap Jazztin. Tangannya ia gunakan untuk menangkup wajah Jazztin. "Jangan ngomong gitu. Orang tua kamu pasti punya alasan tersendiri."
"Alasan apa? Alasan apa sampai orang tua kandung Jazztin tega buat ngebuang Jazztin?"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...