20. Gue benci Lo!
*****
"Di saat gue mulai mencintai lo, di saat itu juga gue membenci lo."
-Zeline Jazzalyn-
*****
Sebulan berlalu....
Zeline meringis pelan melihat nilainya yang sangat begitu hancur. Ya nilai tertinggi saja hanya 7. Berbeda dengan Alysa. Rata-rata nilai gadis itu 9. Bahkan Alysa mendapat juara umum kedua setelah Keano. Hal itu membuat semua anggota keluarga Zeline memujinya. Menyebalkan!
Matanya menatap keluarganya yang sibuk memuji Alysa. Bahkan sedari tadi setelah mengambil rapor pun tak ada yang mengajaknya berbicara. Zeline diam. Pikirannya kembali berkelana ke masa lalu. Dulu jika ia mendapat nilai kecil bundanya selalu bilang, "Mungkin bakat Zeline bukan di bidang akademik. Tapi di bidang lain."
Zeline tersenyum. Ya, semangatnya hanyalah bundanya. Wanita yang selalu mengerti dirinya. Bahkan Tante Wina pun tidak mempedulikan dirinya. Wanita itu hanya sayang Pras dan Alysa. Lagi pula Zeline tak ingin berharap lebih pada Tante Wina. Gadis itu mengambil kembali rapornya dan bangkit berdiri.
"Mau kemana, Zel?" tanya Sophia, istri Almond.
"Kamar," jawab Zeline tanpa menoleh.
"Kita lagi ngumpul bahas nilai kamu sama Alysa loh Zel," kata Eyang Wati.
Zeline menghentikan langkahnya lalu berbalik badan dan menghela napasnya. "Hanya dia," tunjuknya pada Alysa. "Bukan kita. Lagian kalo Zeline di sini kayak patung. Nggak ada yang ajak bicara. Membosankan," ujarnya lalu segera naik masuk ke kamarnya.
Zeline menutup pintunya dan menguncinya. Gadis itu melempar asal rapornya dan langsung ambruk ke kasur. Hari ini, begitu menyebalkan!
Ting!
JcxlJazztinMaxbarent: Gimana nilai lo?
ZelineJazzalyn: Hancur seperti muka lo.
"Ganteng padahal. Muka dia mana ada hancur-hancurnya," kata Zeline cekikikan.
JcxlJazztinMaxbarent: Iya muka gue hancur😌
JcxlJazztinMaxbarent: Tapi setidaknya nilai gue nggak hancur, emang lo? Yhaaaa😂
Raut wajah Zeline menjadi datar. Jazztin kampret!
ZelineJazzalyn: BARU DAPET NILAI 9 PERTAMA KALI AJA SONGONG LO! SOMBONG AMAT!
Zeline mematikan ponselnya. Ia kesal.
*****
Jazztin tertawa kecil. Ia suka menggoda gadis pemarah itu. "Lo lucu. Lo gadis gue, Zel. Lo yang berhasil mengisi pikiran gue setiap waktu."
Tok... Tok... Tok...
"Masuk aja Bun."
Intan masuk dengan senyuman yang menghiasi wajahnya membuat Jazztin ikut tersenyum. "Bunda mau kasih tau kamu sesuatu," ujarnya membuat kening Jazztin berkerut.
"Apa Bun?"
Intan menghela napasnya sebentar.
Anjas dan Intan berjalan berdua untuk membuang sampah. Hari ini angin malam terasa sangat dingin. "Mas itu apa?" tanya Intan sambil menunjuk dua orang, pria dan wanita yang sedang menggendong bayi yang masih berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...