09. Mulai Hari Ini
*****
"Mencintaimu itu hakku dan kamu tidak berhak untuk melarangnya."
-Zeline Jazzalyn-
*****
Sunyi. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Jazztin dan Zeline sama-sama diam memandang langit yang lumayan cerah hari ini. Zeline menatap Jazztin. Pandangan lelaki itu kosong. Apakah lelaki ini ada masalah?
"Kenapa lo bawa gue kesini?" Persetan dengan apa yang ada dipikirannya, malah pertanyaan itu yang keluar dari mulut Zeline. Zeline merutuki mulutnya yang selalu saja meleset dalam berbicara.
"Kenapa lo bisa cinta sama Keano? Apa yang buat lo bertahan walau dia nggak pernah anggap lo ada?" tanya Jazztin menatap Zeline serius.
Zeline tersenyum tipis. "Bagi gue menyerah untuk dapetin Keano itu hanya satu kali. Dan sekarang bukan waktunya. Gue belum lelah, kalo gue lelah gue akan mundur secara perlahan."
Perlahan engkau pun menjauh dari diriku. Melupakan semua yang telah terjadi, nyanyi Jazztin dalam hati.
"Kenapa lo nanya gitu?" tanya Zeline merubah posisinya menjadi menghadap Jazztin.
Jazztin menoleh. "Gak ada. Lo tau? Lo itu cewek aneh yang pernah gue kenal. Lo tetap cinta bahkan mau merjuangin orang yang udah mencampakkan lo. Lo nggak gampang menyerah, walau gue tau selalu ada salah satu atau bahkan beberapa dari perkataan Keano yang membuat hati lo sakit. Lo aneh tapi lebih anehnya lagi gue cinta sama lo. Oh salah apa mungkin hanya mengangumi?"
Zeline dibuat terdiam oleh perkataan Jazztin. Semua yang dikatakan cowok disebelahnya ini benar. "Maksud perkataan lo yang terakhir apa?" tanya Zeline sedikit kikuk.
"Lupain. Lupain kata-kata itu."
Jujur saja Jazztin ingin mengatakan bahwa dirinya mencintai Zeline. Tapi tidak bisa, egonya terlalu tinggi. "Gue cuma mau ngingetin sama lo. Perjuangin cinta itu boleh tapi ada batasnya. Keano udah punya pacar kalo lo terus mengejar Keano sama aja lo dianggap pelakor dan murahan."
Zeline tertegun mendengar kata 'pelakor' dan 'murahan'. "Kenapa lo bilang gitu? Bukannya lo dukung gue sama Keano?"
"Itu dulu. Nggak dengan sekarang." Karena sekarang gue mulai mencintai Lo, Zel lanjut Jazztin dalam hati.
*****
Pulang sekolah.
"KEANO!"
"KEAN!"
"KE!"
Zeline berlari mengejar Keano yang terus berjalan menuju parkiran. "KEANO! TUNGGUIN GUE KEK! JANGAN JALAN TERUS DONG! GIMANA GUE BISA GANDENG TANGAN LO KALO BERDAMPINGAN SAMA LO AJA RASANYA SUSAH! GUE CAPEK KE!"
"LO DENGERIN GUE NGGAK SIH KE?! SUARA GUE ABIS BANGSAT!"
Keano membalikkan badannya membuat Zeline yang ada dibelakangnya menubruk dada bidang itu. Zeline menyengir lebar. "Lo jalan mulu sih Ke. Tungguin gue kek. Nggak ada romantis-romantisnya lo jadi cowok!"
"Cepetan!"
Zeline mengerutkan dahinya. "Cepetan? Cepetan pulang? Hayuk lah. Siapa sih yang nggak mau dianter pulang sama cowok kayak lo."
"Ngomong."
"Oh ngomong. Gue kirain apaan. BILANG DONG! LO ITU KAL--"
"Cepet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...