28. Palsu
*****
Semua ini palsu, termasuk orang yang kamu anggap baik.
*****
Zeline duduk dengan kepala yang menunduk menghindari tatapan tajam dari Pras. Pria tua itu memijit pelipisnya pusing akan kelakuan Zeline. Ternyata anak gadisnya ini tidak memenuhi permintaannya.
"Benar Zeline kamu tadi jalan-jalan dengan Jazztin?"
Zeline mengangguk pelan sebagai jawaban. Gue gugup hei!
Pras menghela napasnya kasar. "Handphone, mobil, semua fasilitas kamu ayah sita. Tidak ada bantahan."
Sial!
"Masuk ke kamar dan tidur. Hari ini dan seterusnya ayah yang akan antar jemput kamu."
Zeline menghembuskan napasnya kasar lalu berjalan lesu menuju kamarnya. Arghh!
*****
"Zeline?"
"Hah? Zeline? Gila kali lo!" Ansel menggeplak keras kepala Samudera. Cowok itu meringis kesakitan, matanya melotot.
"Lo baca nih! Zeline Jazzalyn! Siapa yang namanya Zeline selain teman kita!" ujar Samudera nyolot.
Ansel diam sejenak. Tidak mungkin Zeline. Ia yakin, ia yakin dibalik sifat aneh Zeline akhir-akhir ini ada yang disembunyikan oleh gadis itu. Namun jika benar-benar Zeline pelakunya, ia tidak akan tinggal diam. Cowok itu menatap Stela yang masih sesenggukan dipelukannya. Matanya terpejam, ia marah melihat luka-luka ditubuh Stela. "Hei tenang ya, jangan nangis. Ada aku kok," ucap Ansel lembut sambil mengusap sisa air mata dipipi Stela.
Di sini pun ada Jazztin, Leon, Zio dan tak lupa Samudera pun ada. Jazztin diam mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Tidak mungkin Zeline. Bukannya ia membela, namun satu yang ia tahu. Tadi ia yang menyeret gadis itu keluar kelas.
"Ceritain coba La, siapa tahu kita tahu."
"Siapa tahu kita tempe dan menjadi kedelai," sengit Jazztin menatap Samudera sebal.
"Goblok," umpat Leon kesal dengan perilaku Jazztin dan Samudera yang tidak tahu tempat.
"G-gue nggak tahu itu Zeline apa bukan, t-tapi dari cara berpakaian dan parfum itu Zeline banget. Gue nggak nyangka hiks."
"Lo yakin?" tanya Jazztin ragu.
"Kenapa? Lo pikir Stela bohong? Gue tau Stela, Jazz. Gue tau dia udah lama. Nggak mungkin dia bohong demi kayak gini doang. Oh apa gara-gara cinta lo lebih bela Zeline?"
"Shit!"
Jazztin. Cowok itu duduk di sofa meremas rambutnya frustasi. Ia yakin bukan Zeline yang melakukannya. Sial, siapa yang berani melakukannya pada Stela?
"Apa bener ya ini ulah Zeline? Siapa tahu dia sekongkol sama Megan cs buat ngehancurin Stela. Lo lihat kan Stela dari tadi ngeluh kesakitan di bagian perut? Nah bisa jadi kan mereka mau bunuh anak lo!"
Dasar provokator! Batin Jazztin kesal setengah mati.
Ansel mengepalkan tangannya, kalau benar itu sampai terjadi. Awas saja!
"Tidur dulu ya? Besok nggak usah sekolah."
"Kan aku udah di D.O!" kesal Stela. Tangannya melayang memukuli Ansel.
"Iya iya maap lupa, udah tidur ya Stela sayang."
Keempat cowok yang masih memperhatikan Ansel dan Stela melengos. Geli!
KAMU SEDANG MEMBACA
PLIN-PLAN [END]
Teen Fiction📌 Cerita sudah terbit, part tidak lengkap. 📌 Direvisi di word. 📌 Versi Wattpad tidak direvisi. 📌 Masih banyak kata-kata yang tidak sesuai PUEBI atau KBBI. 📌 Alur masih belum tertata rapi. 📌 Beberapa quotes dalam cerita diambil dari berbagai su...